REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak puas dengan pelaksanaan Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) Monas yang digelar selama 6 hari mulai 10-15 Juni lalu tersebut. Pria yang biasa disapa Ahok ini menilai penyelenggaraan PRJ Monas tak ubahnya seperti pasar malam di kelurahan.
Hal itu karena selama penyelenggaraan PRJ Monas, pengelolaan sampah tidak tertata dengan baik dan berserakkan dimana-mana.
"PRJ Monas, kalau saya kasih nilai ini kayak pasar malam kampung saya di Belitung, hanya dipindahkan saja ke Monas. Sampah semua para dagang di banyak tempat," ujar Ahok di Balai Kota, Senin (16/6).
Ahok menyebut perayaan yang dikhususkan untuk masyarakat DKI dalam menyambut HUT ke-487 DKI Jakarta tersebut, justru merusak kawasan taman Monas. Sampah yang berasal dari pedagang dan pengunjung itu dibiarkan begitu saja di area PRJ Monas termasuk di rumput.
"Benar-benar apa ya pesta semalam itu, 6 hari Monas dihancurin," kesal Ahok.
Karena itu, Ahok mengaku ia bersama Pemprov DKI Jakarta akan segera mengevaluasi penyelenggaraan PRJ Monas. Evaluasi akan dilakukan untuk mengetahui apakah PRJ Monas layak untuk diteruskan atau tidak tahun depan.
"Minggu depan kita evaluasi boleh atau tidak ada PRJ lagi, kalo boleh apa masih di bawah UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)," ujar Ahok.
Dalam evaluasi tersebut Ahok juga akan mengevaluasi kewenangan Dinas Perindustrian dan Energi DKI sebagai penanggung jawab PRJ Monas.
"Kita putuskan tidak boleh dipegang perindustrian, apakah ada lanjutan PRJ Monas atau tidak diserahkan kepada UP Monas," tutur Ahok.