REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR, Max Sopacua menilai keberpihakan media televisi terhadap pasangan calon presiden dan wakil (capres cawapres) sudah kelewat batas. Ini terlihat dari konten berita yang terlalu memojokan capres cawapres yang tidak mereka dukung dan mengagungkan capres cawapres yang mereka dukung.
"Saya pikir sudah luar biasa keberpihakan media," kata Max kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (19/6).
Max melihat saat ini media televisi terbagi dalam dua blok, yakni pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sebagai mantan wartawan TVRI era Orde Baru, Max mengaku sudah terbiasa dengan fenomena ini. Namun begitu, dia mengingatkan agar media tidak melupakan kepentingan publik di tengah keberpihakan politik.
"Saya mengerti media terbelah ada yang memihak Jokowi dan Prabowo. Tapi persoalannya bagaiamana mengakomodir kepentingan masyarakat," ujarnya.
Para penanggungjawab stasiun televisi mesti menyadari pentingnya menyajikan berita yang berimbang. Ini karena televisi menggunakan frekuensi publik dalam menyampaikan siaran. Max mencontohkan media televisi sebaiknya tetap memberi ruang tampil kepada capres-cawapres yang tidak mereka dukung.
"Yang penting cover both side. Jangan kritik atau membela berlebihan," katanya.
Pada bagian lain Max juga menyatakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak bisa berbuat banyak menyikapi pertarungan politik di antara media televisi. Ini karena menurutnya kewenangan yang dimiliki KPI sangat terbatas.
"KPI hanya bisa memberi peringatan," katanya.