Selasa 24 Jun 2014 03:14 WIB

Lewat Kesenian, Anak Wiji Thukul Lakukan Perlawanan

Mural Wiji Thukul Warga melintasi mural bertuliskan
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mural Wiji Thukul Warga melintasi mural bertuliskan " Jangan Kau Penjarakan Ucapanmu,Jika Kau Menghamba Pada Ketakutan Kita Akan Memperpanjang Barisan Perbudakan" di Underpass kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (4/2). Mural tersebut meny

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak korban aktivis yang hilang pada tragedi Mei 1998 Wiji Thukul melakukan perlawanan mencari keberadaan bapaknya melalui pertunjukan kesenian.

"Saya keluarga seniman jadi cenderung melakukan perlawanan melalui pertunjukan seni," kata anak Wiji Thukul, Fitri Nganti Wani di Jakarta, Senin (23/6).

Fitri menyatakan kerap mendapatkan intimidasi ketika melakukan perlawanan lewat pertunjukan seni untuk mencari keberadaan bapaknya. Fitri mengaku mendapatkan intimidasi melalui media sosial agar tidak "berbicara" mengenai bapaknya yang diduga menjadi korban penculikan.

Fitri dan organisasi Bersama Ikatan Orang Hilang Indonesia (IKOHI) membantah memunculkan kasus penculikan untuk menjegal salah satu calon presiden menjelang Pemilihan Presiden 9 Juli 2014. "Sebab perjuangan pencarian aktivis yang hilang selalu digaungkan," ujar Fitri.

Sebelumnya, sekitar 23 orang dari masyarakat sipil termasuk aktivis diduga menjadi korban penculikan pasca kerusuhan Mei 1998. Para aktivis pro demokrasi itu menghilang tanpa kabar dan korban yang telah ditemukan berjumlah sekitar sembilan orang.

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat 23 orang dinyatakan hilang pasca tragedi Mei 1998 itu. Dari jumlah itu, satu orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), sembilan orang dibebaskan dan 13 orang lainnya masih hilang hingga saat ini.

Korban yang belum kembali adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin dan Abdun Nasser.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement