REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Pinguin di Antartika diperkirakan mengalami penurunan dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dinyatakan dalam sebuah studi, yang diluncurkan, Ahad (29/6).
Studi dari Nature Climate Change ini, pertama kalinya dibuat untuk menjaga kelangsungan hidup pinguin terbesar di Antartika. Pinguin Antartika, adalah spesies burung besar yang dapat tumbuh hingga mencapai 1,2 meter (empat kaki).
Dari laporan yang ada dalam studi tersebut menyatakan negara-negara harus melakukan upaya penyelamatan pada penguin langka ini. Studi ini juga meminta badan-badan negara melakukan pendataan pada jumlah keseluruhan penguin.
"Ini bukan berita bahagia untuk penguin kaisar. Pemanasan global berdampak buruk dan mereka kurang mendapat perhatian khusus dari internasional," ujar Hal Caswell, peneliti dalam studi Nature Climate Change, sekaligus di institut Woods Hole Oceanographic, dilansir Reuters, Ahad (29/6).
Dampak pemanasan global selama ini banyak digambarkan terjadi pada beruang kutub. Penguin, yang juga korban dari pemanasan yang timbul akibat ulah manusia, selama ini tidak sering diperhatikan.
Peneliti memperkirakan setidaknya 19 persen jumlah penguin Antartika berkurang dalam beberapa tahun ke depan. Jumlah keseluruhan pinguin di Antartika, hingga saat ini tercatat adalah sebanyak 600 ribu.