Selasa 01 Jul 2014 21:35 WIB

Aktivitas Gunung Slamet Meningkat Lagi

Rep: eko widiyatno/ Red: Taufik Rachman
Gunung Slamet
Foto: sekilasindonesia
Gunung Slamet

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS -- Aktivitas Gunung Slamet di perbatasan  Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal, kembali meningkat. Pengamat gunung api di Pos Pengamatan Gunung Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi, menyebutkan sepanjang Senin (30/6) hingga Selasa (1/7), gunung Slamet memang terjadi peningkatan aktivitas.

''Namun sampai sekarang, statusnya masih Waspada atau level II,'' jelasnya, Selasa (1/7). Dia menyebutkan, peningkatan aktivitas ini ditandai dengan beberapa kali terjadi semburan material lava pijar, letusan yang disertai hembusan abu, asap tebal dan gempa tremor. Sepanjang Senin malam hingga Selasa dinihari, lontaran letusan abu terjadi sebanyak 14 kali mencapai ketinggian 300-1400 meter.

''Selain itu, kami juga memantau terjadi beberapa kali gempa getaran dan tiga kali lontaran sinar api setinggi 300-1400 meter dari kawah Gunung  Slamet,'' katanya. Bahkan dua getaran yang terjadi dirasakan cukup kuat, sehingga bisa dirasakan warga yang bermukim di lereng dan kaki Gunung Slamet.

Berdasarkan data di kantor tersebut, selama Senin malam hingga Selasa dinihari, terjadi 169 kali gempa hembusan dan 21 kali gempa letusan. Selain itu, juga kembali dua kali gempa vulkanik B dan satu kali Gempa Vulkanik A dan satu kali gempa tektonik lokal dan tiga kali gempa tremor.

Terkait kondisi ini, Sukedi menyatakan, status Gunung Slamet masih tetap Waspada. Sejak diturunkan dari status Siaga (level III) menjadi Waspada 12 Mei lalu, status Gunung Slamet masih belum mengalami perubahan lagi. ''Untuk itu tetap kami tegaskan bahwa radius aman tetap dalam radius 2 kilometer dari puncak. Untuk itu, pendakian juga masih ditutup,'' ungkapnya.

Wasirun, Kepala Dusun Limpakuwus Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang Banyumas, menyatakan peningkatan aktivitas Gunung Slamet ini dirasakan warganya sejak lima hari terakhir. ''Setiap pagi, puncak Gunung slamet mengeluarkan letusan asap kelabu tebal,'' ungkapnya.

Selain itu, dia dan beberapa warga lainnya juga sempat beberapa kali dmendengar suara dentuman atau getaran. ''Kalau getaran dan dentuman memang beberapa kali kembali muncul beberapa hari terakhir. Yang muncul diwaktu malam hingga dini hari,'' jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement