Kamis 03 Jul 2014 09:30 WIB

Bentrokan di Myanmar, Masjid dan Toko Dirusak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Masjid dan rumah penduduk Muslim Rohingya terus dibakar
Foto: press tv
Masjid dan rumah penduduk Muslim Rohingya terus dibakar

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON– Bentrokan kembali terjadi di Myanmar antara Muslim dan umat Budha. Masjid dan pertokoan milik warga Muslim Myanmar pun telah dirusak oleh massa Budha di kota kedua Myanmar, Mandalay.

BBC melaporkan, insiden ini dipicu oleh rumor adanya wanita Budha yang telah diperkosa oleh pria Muslim. Kepolisian pun menengahi pertikaian ini untuk menghindari amukan massa lebih dari 500 umat Budha terhadap warga Muslim.

Pada Selasa malam, massa Budha pun berkumpul di wilayah Muslim di Mandalay. Mereka menjarah toko serta membakar kendaraan sebelum kepolisian memulihkan situasi. Namun, sekitar pukul 6 pagi, massa Budha pun masih berkeliling melintasi wilayah para umat Muslim dan meneriakinya.

Pihak kepolisian pun kemudian menembakkan senjatanya pada Rabu. Tembakan ini dilakukan untuk membubarkan kumpulan massa Budha dan Muslim yang bersitegang di jalanan. Kepolisian mengerahkan lebih dari 600 aparat. Menurut pernyataan dari kepolisian Mandalay, massa Budha, termasuk 30 biarawan melemparkan batu di dekat toko teh yang dimilik oleh seorang pria Muslim sekitar pukul 11 malam pada Selasa.

“Seorang petugas kepolisian, tiga warga Budha, dan satu Muslim terluka oleh lemparan batu dalam insiden ini,” tulis pernyataan itu. “Dua dari tiga Budha yang terluka mendapatkan perawatan di rumah sakit Mandalay dan lainnya mendapatkan perawatan rawat jalan,” tambahnya seperti dilansir dari Reuters.

Kepolisian mengatakan mereka menembakkan tiga peluru karet untuk mengendalikan situasi dan membubarkan massa sekitar pukul 3.15 pagi pada Rabu. Biarawan pun membantu meyakinkan massanya untuk membubarkan diri.

Sementara itu, seorang saksi mengatakan massa Budha berkumpul setelah mendengar adanya rumor bahwa sang pemilik toko teh tersebut telah memperkosa wanita Budha. Informasi tersebut kemudian disebarkan oleh seorang biarawan paling kontroversial di Mandalay, Ashin Wirathu dalam halaman Facebook-nya.

Wirathu merupakan pemimpin kontroversial dari kelompok 969. Sebelumnya, ia telah dipenjara karena telah menghasut kebencian agama. Kelompok 969 menentang ekspansi Islam di Myanmar.

Kepolisian Mandalay mengkonfirmasi bahwa tuduhan pemerkosaan telah dikenakan pada pria tersebut. Mereka mengatakan telah mengawasi toko itu setelah mendapatkan informasi bahwa toko tersebut akan menjadi target.

Di Myanmar sering kali terjadi kerisuhan yang menargetkan umat Muslim sejak 2012 silam. Umat Muslim merupakan kelompok minoritas di negara yang juga dikenal sebagai Burma ini. Setidaknya, 200 orang dilaporkan telah tewas dan puluhan ribu orang pun mengungsi pada 2012. Mayoritas warga yang mengungsi merupakan warga Muslim. Mereka pun melanjutkan kehidupannya di kamp pengungsian. Kekerasan pun berlanjut hingga 2013.

Laporan terakhir PBB menyebutkan bentrokan terjadi pada Januari di negara bagian Rakhine dan menewaskan lebih dari 40 orang. Terdapat kebencian dan ketegangan antara warga Rakhine yang merupakan umat Budha dan menjadi mayoritas populasi negara itu dengan umat Muslim.

Kebanyakan Muslim menyebut dirinya sebagai Rohingya, kelompok yang dianggap tak memiliki negara dan tak diakui oleh Myanmar dan Bangladesh. Presiden Thein Sein sebelumnya mengatakan kekerasan di Rakhine menyebabkan demokrasi negara tersebut terancam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement