REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kondisi cuaca di 17 kota wilayah Sumatera Selatan diprakirakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika setempat berawan dan berpeluang hujan dengan intensitas ringan.
"Berdasarkan pengamatan melalui satelit, kondisi cuaca di 11 kota Sumsel berawan dan enam kota lainnya berpotensi hujan ringan," kata Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel, Indra Purnama di Palembang, Senin.
Menurut dia, 11 kota yang diprakirakan berawan yakni Kota Baturaja, Muara Enim, Pali, Lahat, Musirawas, Musirawas Utara, Sekayu, Tebingtinggi, Palembang, Lubuklinggau, dan Prabumulih.
Sedangkan enam kota lainnya yang kondisi cuacanya berpeluang hujan dengan intensitas ringan yakni Kota Kayu Agung, Pangkalanbalai, Martapura, Muaradua, Indaralaya, dan Pagaralam.
Beberapa kota yang diprakirakan berawan memiliki suhu udara berkisar 22-31 derajat Celsius, kelembapan udaranya berkisar 63-97 persen, kecepatan angin sekitar 30 km/jam dengan arah angin daerah tersebut sebagian besar menuju selatan kecuali kota Palembang arah angin daerah ini menuju tenggara.
Sedangkan kota yang diprakirakan berpeluang hujan ringan memiliki suhu udara berkisar 21-31 derajat Celsius, kelembapan udaranya berkisar 65-97 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin daerah tersebut sebagian besar menuju tenggara kecuali Kota Martapura dan Muaradua arah anginnya menuju selatan, katanya.
Dia menjelaskan, wilayah Sumsel akhir-akhir ini terdapat banyak berawan karena provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu mulai memasuki musim kemarau sejak Juni 2014.
Dalam kondisi cuaca mulai memasuki musim kemarau, beberapa hal yang perlu diwaspadai masyarakat di provinsi yang berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa itu seperti potensi terjadinya titik api (hotspot), dan angin kencang.
Sejumlah daerah yang perlu mewaspadai potensi titik api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, dan Musirawas, katanya.
Melihat perkembangan iklim yang beberapa hari terakhir cenderung panas serta mulai terdeteksi keberadaan titik api, diimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Ancaman titik api perlu diwaspadai sehingga tidak menimbulkan masalah kabut asap yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan, kegiatan masyarakat, dan gangguan kesehatan, kata Indra.
Sebelumnya Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sumsel, M.S Sumarwan mengatakan, guna mengantisipasi terjadinya bencana yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan sosial seperti kekeringan lahan pertanian, serta kebakaran hutan dan lahan, pihaknya telah menyiapkan bantuan tanggap darurat.
Selain itu, pihaknya selaku Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) provinsi setempat, juga berupaya menyiagakan sekitar 800 relawan yang selama ini di bawah pembinaan Dinas Sosial, sehingga jika terjadi bencana dampak musim kemarau tersebut bisa membantu masyarakat bersama instansi terkait lainnya, kata Sumarwan.