REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Lebih dari 15.000 lebih warga Palestina di Jalur Gaza bagian utara mengungsi ke beberapa tempat penampungan milik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sebelumnya, militer Israel telah memperingatkan, melalui selebaran dan telepon, agar mereka segera berevakuasi sebelum serangan ke wilayah itu meningkat.
Mengutip The Wallstreet Journal, tampak barisan mobil, gerobak yang ditarik keledai, serta sepeda motor berjalan memadati rute pengungsian dari desa pertanian Beit Lahiya. Mereka mengabaikan himbauan penguasa Jalur Gaza, Hamas, untuk tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
Warga menimbang serius peringatan dari Israel itu setelah mendengar baku tembak menegangkan antara milisi dan pasukan Israel saat Subuh. Pada Sabtu malam, penyerbuan oleh pasukan komando angkatan laut Israel telah menewaskan tiga milisi dan merusak beberapa peluncur roket. Pada konflik kali ini, serangan itu merupakan yang pertama, Israel mengerahkan pasukan di darat ketimbang menyerang dari udara.
Humas militer Israel mengatakan serangan di Beit Lahiya tersebut akan mencakup “beberapa target signifikan”. Hanya saja serangan akan diluncurkan dari udara dan tidak lewat darat. Seorang pejabat senior dari Angkatan Udara Israel mengatakan dalam beberapa jam militer akan menentukan apakah wilayah tersebut sudah dievakuasi seluruhnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku sudah membuka semua jalur, termasuk invasi darat, demi menghentikan serangan roket ke Israel dari Gaza..