Selasa 15 Jul 2014 17:10 WIB

Marzuki Alie: UU MD3 Jaga Marwah DPR

Marzuki Alie melambaikan tangan usai memenuhi panggilan KPK.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Marzuki Alie melambaikan tangan usai memenuhi panggilan KPK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR, Marzuki Alie menilai keberadaan Mahkamah Kehormatan dalam UU MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3) untuk menjaga marwah DPR.

Ia menilai keberadaan Mahkamah Kehormatan untuk menertibkan mekanisme pemanggilan anggota dewan oleh penegak hukum terkait perkara hukum. Menurutnya, pemanggilan anggota dewan seringkali tidak terkait dan tidak ada hubungannya.

"Kami sering lihat kan tidak ada kaitan apa-apa diundang. Itu mendegradasi kewibawaan Dewan. Itu kan masalahnya," katanya, Selasa (15/7).

Marzuki mencontohkan pernah dipanggil untuk kasus Hambalang padahal ia merasa tidak ada kaitannya. Bahkan, tak jarang dilakukan penggeledahan.

"Mereka persoalkan saya kenapa begitu mudah dipanggil, begitu enaknya masuk langsung obrak abrik ruang DPR. Itu kan tidak menghargai lembaga lain," katanya.

Menurutnya, dengan adanya Mahkamah Kehormatan itu bukan berarti menghambat kerja penegak hukum. Ia memastikan jika ada anggota dewan yang bermasalah dan dipanggil penegak, maka izin akan diberikan.

Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perubahan Undang-Undang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3) tengah melakukan kajian terkait potensi kerugian yang disebabkan dari pengesahan UU MD3 ini. Tidak menutup kemungkinan, koalisi akan mengajukan uji materi UU MD3 ke Mahkamah Konstitusi (MK).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement