REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton dikabarkan akan berkunjung ke Indonesia. Isu kedatangan Clinton ini mengundang perhatian karena Indonesia masih berada dalam tahapan Pemilu Presiden/Wakil Presiden.
Capres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia merupakan negara yang terbuka. Ia mengatakan, setiap tamu yang datang dapat disambut dengan baik. "Beliau tokoh satu negara besar, kita hormati," kata dia, saat bersilaturahim ke Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (15/7).
Meskipun menaruh rasa hormat, Prabowo mempunyai masukan untuk Clinton. Ia berharap mantan pemimpin Negeri Paman Sam itu untuk menghormati bangsa Indonesia dengan kearifannya.
"Tentunya beliau saya kira arif dan akan mengambil sikap-sikap yang arif pula. Kita selalu berpikir positif," ujar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta Rajasa Fadli Zon, Senin (14/7), mengatakan, kedatangan Clinton harus dihargai. Namun, ia menekankan, jangan sampai kehadiran Clinton itu bertujuan untuk memengaruhi proses demokrasi yang tengah berjalan di Indonesia.
"Yang paling penting, dari manapun itu, kalau dia bukan warga negara Indonesia janganlah ikut campur urusan demokrasi Indonesia. Itu saja," kata dia.
Fadli melihat sudah indikasi intervensi asing dalam pemilu kali ini. Namun, ia tidak ingin menuduh. Fadli hanya mengingatkan agar warga negara asing tidak turut campur tangan dalam proses demokrasi di Indonesia.
"Jangan lakukan intervensi atau campur tangan politik. Tapi sebagai tamu, kita hargai selalu, kita hargai tamu dengan baik," ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu.