REPUBLIKA.CO.ID, ORED -- Perusahaan Tiongkok, yang mengembangkan tahapan kedua dari skema irigasi di wilayah Ord, Australia Barat, telah membeli pabrik gula Kununurra.
Properti tersebut, kini, masih digunakan sebagai kantor dan tidak beroperasi normal sebagai pabrik sejak industri gula lokal jatuh hampir 7 tahun lalu.
Pada tahun 2012, KAI diumumkan oleh Pemerintah negara bagian Australia Barat sebagai pemodal yang diinginkan untuk membangun industri gula di wilayah Ord.
Di samping gula, yang menjadi fokus akhir dari tahapan kedua skema irigasi di Ord, perusahaan tersebut mengatakan, dibutuhkan 10 tahun sebelum industri gula bangkit kembali dan pihaknya akan memproduksi tanaman lain dalam waktu dekat ini. Pabrik gula tersebut, diyakini, digunakan sebagian untuk memproduksi zat ethanol dari air gula.
Brad Williams dari Kamar Dagang Kununurra mengatakan, menggunakan pabrik itu untuk produksi air gula, secara komersil sangat masuk akal. “Saya tak berpikir bahwa ke depannya, mendesain ulang pabrik itu untuk memproduksi gula seperti sedia kala adalah hal yang dapat dilakukan,” ujarnya, baru-baru ini.
Perusahaan logistik Kununurra, ‘Cambridge Gulf Limited’ (CGL), membeli pabrik tersebut 3 tahun lalu dengan bandrol 1,5 juta dolar.
Tony Chafer dari CGL mengungkapkan, perusahannya membeli pabrik tua itu sebagai peluang investasi. “Kami membelinya karena beberapa alasan; pertama, kami berada di bisnis yang peduli terhadap pemegang saham, sehingga kami melihatnya sebagai investasi yang aman. Kedua, kami juga ingin memastikan properti itu akan tersedia bagi perusahaan mana saja yang terlibat dalam ekspansi wilayah Ord,” jelasnya.
Di samping tak adanya konfirmasi mengenai harga yang dibayar, Tony menyebut bahwa pabrik itu dijual untung. “Yang bisa saya bagi, pabrik itu bernilai lebih dari harga yang kami bayarkan,” tuturnya.