Kamis 24 Jul 2014 15:20 WIB

Bertemu Jenderal Cina, Menhan Bahas Laut Cina Selatan

 Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio di KRI Makassar di perairan Selat Madura, Selasa (3/6).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio di KRI Makassar di perairan Selat Madura, Selasa (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro bertemu dengan Vice Chairman of The Central Military Commission People’s Liberation Army Cina Jenderal Fan Changlong di Kementerian Pertahanan, Kamis (24/7). Pertemuan bilateral tersebut membicarakan tindak lanjut kerjasama pertahanan antara pemerintah RI dan Republik Rakyat Cina.

Menhan Purnomo mengatakan, posisi Jenderal Fan Changlong merupakan atasan Menhan Cina atau setara wakil presiden. Karena itu, ia sangat bangga bisa menggelar pertemuan pertemuan bilateral dengan pejabat penting negeri Tirai Bambu itu.

Purnomo menyebut, pertemuan itu merupakan implementasi dari kemitraan strategis yang ditandatangani presiden kedua negara pada 2005. Setelah itu, kerjasama diperkuat dengan perjanjian di bidang pertahanan pada 2007 yang ditandatangani oleh menhan RI dan Tiongkok. Namun, rintisan kerjasama pertahanan kedua negara tersebut telah dimulai tahun 2006 dengan dilaksanakannya forum konsultasi bilateral antara kedua Kemenhan.

Sementara itu, forum bilateral di tingkat menteri pertahanan, yaitu Strategic Dialogue, dimulai sejak tahun 2011 di Jakarta, dan kemudian dilaksanakan setiap tahun secara bergantian. Pada tahun 2014 ini, Strategic Dialogue antara kedua Menhan akan dilaksanakan di Beijing, Agustus mendatang.

 

Di bidang latihan bersama angkatan bersenjata kedua negara, telah dilaksanakan latihan bersama antara Kopassus TNI AD dengan Pasukan Khusus People’s Liberation Army (PLA) dengan sandi “Sharp Knife” pada tahun 2011 di Batujajar Bandung, dan pada tahun 2012 di Beijing. Dan pada tahun 2013, latihan tersebut melibatkan Satuan Lintas Udara (Airborne) dari unsur Korpaskhas TNI AU dan PLA yang dilaksanakan di Indonesia.

Kerjasama Navy to Navy Talk atau diantara Angkatan Laut kedua negara dalam rangka Maritime Security. Secara, khususnya pada kesempatan itu juga dibahas mengenai pemanfaatan Indonesia sebagai posisi silang dan selat Malaka yang sangat strategis.

"Dalam pertemuan itu juga dibahas persoalan Laut Cina Selatan, Laut Cina Timur. Kalau di Selatan itu disampaikan antara mereka dan Filipina maupun Vietnam intensitas sengketanya sering. Indonesia tidak terlibat dalam sengketa itu, tetapi kita ingin kawasan Asia Pasifik stabil," kata Purnomo.

Dia menyatakan, konflik yang terjadi antara Cina dan empat negara ASEAN, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam memang terus meningkat eskalasinya. Meski tidak terlibat langsung, ia menyatakan, Indonesia tetap berkepentingan agar wilayah kawasan bisa tetap aman. "Kita ingin Laut Cina Selatan menjadi daerah zina damai. Di daerah itu banyak kapal niaga membawa komoditas," ujar Purnomo.

Selain melakukan pertemuan bilateral di Kemenhan, Jenderal Fan Changlong juga dijadwalkan mengunjungi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI di Sentul, Bogor. "Jenderal Fan Changlong juga dijadwalkan bertemu Wapres (Boediono), Panglima TNI (Jenderal Moeldoko), dan berkunjung ke markas Kopassus," kata mantan menteri ESDM itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement