Sabtu 26 Jul 2014 02:51 WIB

Satelit Deteksi 205 Titik Panas di Riau

Titik panas kebakaran hutan di Sumatra
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satelit Modis Terra dan Aqua kembali mendeteksi kemunculan 205 titik panas (hotspot) di daratan Provinsi Riau, tersebar di sejumlah wilayah kabupaten/kota setempat.

Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau pada Jumat malam menyatakan, titik panas terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir yakni mencapai 107.

Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan sehari sebelumnya dimana di Rokan Hilir hanya ada 47 titik panas.

Sementara itu di Kota Dumai yang sebelumnya hanya ada 12 titik hari ini juga meningkat drastis menjadi 41 titik yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.

Pertumbuhan "hotspot" dikabarkan juga meningkat di Kabupaten Bengkalis yang saat ini telah mencapai 18 titik dari satu titik pada hari sebelumnya.

Kemudian di Kabupaten Rokan Hulu yang tadinya hanya terekam keberadaan dua titik panas, terakhir meningkat menjadi 14 titik dan di Pelalawan saat ini telah ditemukan 13 "hotspot" dari delapan titik sebelumnya.

Begitu juga di Kabupaten Kampar yang sebelumnya hanya terekam keberadaan enam titik panas, hari ini meningkat jadi delapan titik, sementara di Indragiri Hulur hanya ada dua titik, menurun dibandingkan sebelumnya yang sempat muncul enam titik.

Keberadaan titik panas paling sedikit ada di dua kabupaten meliputi Kepulauan Meranti hingga Indragiri Hilir, masing-masing hanya ada satu titik panas. Kondisi berbeda ditunjukkan hasil rekaman Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat, di mana untuk di Sumatera hanya ada 11 titik dan di Riau cuma tujuh.

Tujuh titik panas menurut NOAA 18 tersebar di sejumlah wilayah kabupaten.kota, seperti Dumai ada tiga titik, Rokan Hulu ada dua titik, kemudian Bengkalis serta Rokan Hilir masing-masing hanya ada satu "hotspot".

Titik panas (hotspot) merupakan hasil rekaman satelit dari suhu udara di atas 40 derajat celsius yang patut diduga sebagai peristiwa kebakaran hutan dan lahan.

Sepanjang 2014, di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau telah terjadi peristiwa tersebut, mengakibatkan sedikitnya 25 ribu hektare hutan dan lahan hangus dan menghasilkan asap yang mencemari ruang udara di sebagian wilayah.

Gubernur Riau Annas Maamun sebelumnya telah meminta seluruh bupati dan wali kota yang daerahnya banyak terdapat titik panas agar langsung mengambil sikap antisipasi.

Gubernur juga telah meminta agar pimpinan daerah kabupaten/kota itu untuk mengumpulkan para camat, kepala desa/lurah untuk segera melakukan upaya pemadaman jika terdapat titik kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya.

Untuk Kabupaten Rokan Hilir, daerah kampung halaman Annas, yang terdapat paling banyak titik kebakaran lahan, dia juga telah mengutus Wakil Gubernur Arsyadjuliandi Rachman beserta Kapolda Brigjen Condro Kirono untuk mengumpulkan para kades.

Dalam kasus ini, Kepolisian Daerah Riau juga telah berhasil menangkap dan menetapkan sebanyak 189 tersangka diduga melakukan kejahatan kehutanan dan membakar lahan.

Sebanyak 116 tersangka di tangkap saat melakukan aktivitas kejahatan kehutanan pada Januari hingga Maret dan sebanyak 67 lainnya ditetapkan sejak 5 April hingga 10 Juli 2014.

"Untuk jumlah tersangka kemungkinan bisa terus bertambah mengingat hingga saat ini perburuan oleh tim di lapangan masih terus dilakukan," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement