REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Para ahli Belanda membatalkan rencana menuju tempat jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina timur. Perang antara kelompok separatis pendukung Rusia dan pasukan pemerintah di daerah tersebut menutup akses mereka ke tempat itu.
Sebelumnya, Malaysia mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan pemberontak yang mengizinkan masuknya polisi internasional ke lokasi.
Pesawat Malaysia Airlines MH17 jatuh pada tanggal 17 Juli, menewaskan 298 orang di dalamnya. Para pemberontak dituduh menembak jatuh pesawat. Rusia mengisyaratkan pesawat kemungkinan ditembak jatuh militer Ukraina, tuduhan ini sudah disangkal Ukraina.
Para penyelidik yang saat ini berada di Donetsk harus berusaha keras mendapatkan izin memasuki tempat kecelakaan yang dikuasai pemberontak. "Perang masih berlangsung. Kami tidak bisa mengambil risiko," kata Alexander Hug, dari Organisasi Keamanan dan Kerja sama di Eropa (OSCE) seperti dilansir BBC.
Donetsk dan Luhansk, Ukraina timur mengalami perang sengit karena pasukan pemerintah berusaha mengambil alih daerah pemberontak. Dalam perang terbaru di Donetsk, paling tidak 13 orang dilaporkan tewas di Horlivka, utara ibu kota regional, sementara pasukan berusaha menguasai kota itu. Tembakan juga dilaporkan terjadi di dekat lokasi kecelakaan MH17, di dekat kota Grabove pada Ahad (27/7).