REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, menyatakan Amerika Serikat (AS) harus keluar dari konservatisme memproteksi Israel dalam konflik Palestina-Israel.
"Dewan Keamanan (DK) PBB harus bertindak tegas karena hanya lembaga internasional itu yang bisa menghentikan agresi brutal militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina," tutur Ramadhan, Kamis (31/7).
DK PBB pun, papar Ramadhan, hanya bisa bergerak jika Amerika tidak memveto resolusi PBB. Sedangkan AS tidak melakukan veto untuk menghentikan Israel karena tidak mau Israel dipojokkan.
Menurut Ramadhan, posisi perperangan antara Israel dan Palestina jelas tidak berimbang. Israel memiliki semua jenis mesin perang dan mengerahkannya, sedangkan Palestina tidak memilikinya. Saat ini, lebih dari 1.200 warga sipil Palestina telah tewas akibat agresi militer Israel yang sangat biadab. Namun, korban tentara Israel hanya puluhan orang.
AS dan DK PBB, ungkap Ramadhan, seharusnya tidak bisa membiarkan pembantaian Palestina berlarut-larut. Apalagi, sasaran Israel kebanyakan adalah warga sipil, perempuan, dan anak-anak. Dunia menyaksikan roket-roket Israel menghantam fasilitas sekolah dan rumah sakit.
"Partai Demokrat menuntut Presiden AS, Barrack Husein Obama, untuk jangan berpangku dagu saja. Sejarah mencatat Obama tidak berbeda dengan penguasa-penguasa Gedung Putih (White Hall) selama ini," tegas Ramadhan.
Hingga saat ini, jelas Ramadhan, AS telah membiarkan Palestina tetap terjajah dan dibantai. AS hanya menutup mata terhadap status Israel sebagai penjahat perang internasional.