REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media di Cina mengabarkan bahwa pemerintah telah membunuh sembilan orang yang diduga teroris. Satu orang lainnya ditangkap di provinsi Xinjiang pada Jumat (1/8). Namun pemerintah tidak menyebutkan alasan penangkapan.
Kantor berita Xinhua mengutip pernyataan polisi yang menyebutkan pembunuhan terjadi di prefektur Hotan di Xinjiang. Provinsi di barat laut Cina ini tengah menghadapi konflik antar etnis. Ketegangan terjadi antara kaum Muslim Uighur dan suku Han Cina yang merupakan populasi mayoritas di Cina.
Penduduk di provinsi Xinjiang terdiri atas sepuluh juta muslim Uighur dan delapan juta suku Han. Ketika era komunis dimulai di Cina pada 1949, suku Han hanya berjumlah 220 ribu jiwa di Xinjiang.
Uighur melancarkan protes atas tingginya angka pengangguran. Kondisi ini merupakan bentuk diskriminasi antara Uighur dan suku Han dan diselesaikan dengan kekerasan oleh pihak kepolisian.
Pada Senin (28/7), kelompok teroris bersenjatakan pisau dan kapak yang disebut Xinhua sebagai terduga teroris dibunuh oleh polisi. Mereka dibunuh di bagian selatan Xinjiang. Insiden tersebut merupakan rangkaian konflik yang terjadi di Xinjiang. Sebelumnya aksi bom bunuh diri terjadi pada Kamis (31/7) yang melibatkan tokoh agama di kota Kasghar.