REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Iran telah mengirimkan sekitar 500 anggota pasukan elitnya, Garda Nasional, untuk berperang membantu tentara pemerintah Baghdad melawan kelompok ISIS, di Provinsi Diyala. Kabar itu datang dari, seorang pejabat senior keamanan di Baghdad.
Melansir Al-Arabiya, Pada 13 Juni, Pentagon mengatakan, pihaknya belum bisa mengkonfirmasi kabar media yang menyatakan ada kehadiran pasukan khusus Iran yang beroperasi di Iraq. “Saya sudah melihat laporan pers soal itu, tetapi saya belum bisa mengkonfirmasi bahwa ada pasukan khusus Iran di Iraq,” ujar jurubicara militer Amerika Serikat (AS) John Kirby.
Presiden AS Barack Obama juga mengatakan, pihaknya tengah memikirkan sejumlah pilihan untuk melawan ISIS di Irak. Sebelumnya, Amerika Serikat menyerahkan kekuasaan Irak dari tangan Saddam Hussein kepada para politisi Syiah.
Setelah tentara AS memburu dan menangkap Saddam, pemimpin Iraq itu diserahkan kepada para tokoh oposisi yang kemudian menggantung Saddam di tempat tersembunyi, dengan dihadiri tokoh-tokoh dan politisi Syiah Irak seperti Muqtada Al-Sadr.
Setelah rezim Saddam ditumbangkan, pemilu rekaya menaikkan para politisi Syiah ke pemerintahan Iraq sehingga mereka menguasai parlemen.
Lebih lanjut, Obama tak menjelaskan secara khusus opsi apa saja yang sedang dipertimbangkannya. Hanya saja, Obama menyatakan tak akan mengirimkan pasukan tempur lagi ke Irak, setelah pasukannya ditarik pada 2011 usai menyerang Irak, serta menumbangkan pemerintahan Saddam Hussein pada 2003.