REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry menyerukan kepada Israel agara membuka enam titik penyerbangan perbatasan di Jalur Gaza. Guna mendistribusikan kebutuhan kemanusiaan untuk rakyat Palestina dan merekontruksi Gaza.
Middle East Monitor (MEMO) Kamis (7/8) melaporkan, Shourky menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers bersama mintranya
Menteri Luar Negeri Venezuela, Elias Jaua. Shourky berkata, perbatasan Jalur Gaza merupakan topik utama yang dibahas dalam pembicaraan yang tidak langsung ini antara faksi-faksi Palestina dengan Israel.
Semua pembicaraan ini bertujuan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina dan mencari solusi untuk membuka kembali pelabuhan di Jalur Gaza.
Ia menegaskan, Mesir berusaha keras agar kesepatan dapat tercapai diantara kedua pihak dan mencapai gencatan senjata permanent atau jangka panjang di Jalur Gaza.
"Hal ini sangat kompleks dan bukan isu yang mudah. Tetapi, ada kebulatan tekad untuk menemukan solusi, sehingga dapat melindungi rakyat Palestina dan kepentingan mereka," lanjut Shourky.
Pertemuan yang berjalan singkat itu, diusahakan agar menemukan solusi yang disepakati oleh kedua belah pihak secara utuh dan bertahan.
Sebelumnya, ada rencana untuk memperpanjang gencatan senjata yang berlangsung selama 72 jam tersebut. Pihak Israel menyetujui rencana perpanjangan gencatan senjata tersebut. Namun, disisi lain Hamas membantah adanya kesepakatan perpanjangan senjata tersebut.