Senin 11 Aug 2014 17:38 WIB

Cegah Kemacetan, Pemkot Jaktim akan Bangun Jalur Bus Layang

Rep: C81/ Red: Julkifli Marbun
 Sebuah mobil minibus tersangkut di pembatas jalur busway Kawasan Jalan Gunung Saharai Raya, Jakarta Utara, Selasa (22/7). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sebuah mobil minibus tersangkut di pembatas jalur busway Kawasan Jalan Gunung Saharai Raya, Jakarta Utara, Selasa (22/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, CAKUNG -- Untuk mengurangi kemacetan, Pemkot Jakarta Timur berencana membangun jalur bus layang koridor 11 Kampung Melayu - Pulo Gebang. Hal itu dilakukan karena selama ini jalur bus memakai jalan umum yang digunakan kendaraan lain, Senin (11/8).

Menurut, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Pembangunan jalur akan dilakukan pada 2015 mendatang. Tujuannya, untuk mensterilkan jalur kendaraan umum dan penyempitan jalan karena adanya jalur Transjakarta.

 

"Lahan kan enggak ada lagi. Kalu mau diperlebar tidak mungkin, karena disebelahnya kan rel kereta api. Makanya dilakukan pembangunan jalur layang," katanya, Sabtu (11/8).

Makanya, kata Andri,  dalam proses analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) kita libatkan masyarakat. Agar nantinya masyarakat tahu. "Jadi seperti konsultasi publik," katanya.

 

Sementara Agus Susilo, yang merupakan Ketua Penyusun Amdal dari PT Blantikindo Aneka mengatakan bahwa saat ini baru tahap awal sosialisasi analisis dampak lingkungan hidup (amdal). Untuk penyusunan amdal pembangunan jalur busway layang, kata Agus, diprakarsai oleh Dinas PU pemprov DKI Jakarta.

 

Agus menyebutkan bahwa jalur busway layang direncanakan panjangnya mencapai 17 Kilometer diatas jalan Kampung Melayu hingga terminal Pulogebang. Dan nanti, kata dia, akan melewati sebanyak lima kecamatan. Yakni, kecamatan Matraman, Kecamatan Pulogadung, Kecamatan jatinegara, Kecamatan Duren Sawit dan kecamatan Cakung.

’’Jalurnya dua dengan dua arah. Jadi kalau busway satu mengalami kerusakan, busway yang satu dapat melewatinya,’’ katanya. Untuk tingginya mencapai 10 meter dari jalan. ’’sementara untuk lebar dan letak pilarnya, kita masih melakukan pengkajian lebih lanjut.’’

 

Agus melanjutkan, pembangunan tersebut pasti akan menimbulkan dampak yang positif dan negatif.  "Seperti, debu, noise, pencemaran sehingga perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Jadi, nanti masyarakat tahu bahwa akan ada pembangunan jalur busway layang," katanya.

 

Sejauh ini, kata dia, masyarakat sangat mendukung kegiatan tersebut.’’Masyarakat bahkan memberi masukan dengan tinggi 10 meter, bagaimana ibu hamil dan manula nantinya. Makanya akan kita kaji lagi, perlu dibangun lift atau tidaknya.,’’terangnya.

Dia juga menyebutkan akan berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait, agar kedepannya tidak terjadi masalah.’’Pekerjaan jalur ini paling cepat 2015 dan pengerjaannya multi year. Karena koordinasinya akan melibatkan DPR makanya lama konstruksinya tidak bisa ditentukan,’’ ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement