Selasa 12 Aug 2014 21:28 WIB

Megawati Dinilai Harus Bangga Terhadap Jokowi

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Gubernur DKI Jakarta yang juga Presiden terpilih, Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan (kanan) meninggalkan ruang sidang usai Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Selasa (12/8).
Foto: antara
Gubernur DKI Jakarta yang juga Presiden terpilih, Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Ketua DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan (kanan) meninggalkan ruang sidang usai Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Selasa (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna menilai, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bisa bangga dengan sikap Joko Widodo (Jokowi). Karena capres terpilih itu lebih mengedepankan loyalitas kepada rakyat. 

Sebab saat ini Jokowi sudah berposisi sebagai presiden terpilih yang harus mengedepankan loyalitas kepada negara, bukan partainya. "Megawati harus mendukung apa pun keputusan Jokowi," katanya, Selasa (12/8).

Sebelumnya, Jokowi menyatakan, menteri kabinet yang tak boleh memegang jabatan pengurus di struktur partai. Ini dianggap menutup spekulasi tentang kemungkinannya mengambil alih jabatan Ketua Umum PDI Perjuangan.

Sebab jika Jokowi menjadi ketua umum, maka hal itu akan kontradiktif dengan kebijakannya yang melarang menteri menjabat sebagai pengurus partai. 

"Jokowi menegaskan dia tidak akan mengambil alih PDIP karena tentunya sangat kontradiktif ketika menterinya tidak boleh menjadi pejabat di struktural partai, tapi dia sendiri menjadi ketua umum," kata Budyatna.

Guru besar ilmu politik Universitas Indonesia itu menilai Jokowi sebagai figur yang menyadari betul bahwa saat ini rakyat tengah alergi terhadap partai politik. Rakyat bosan dengan cerita elite partai menjadikan kementerian sebagai mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) kegiatan politik. 

Rakyat juga jenuh dengan cerita orang-orang partai bermasalah di kementerian. "Sikapnya ini menggambarkan betapa Jokowi mendahulukan keinginan rakyat yang selama ini tidak pernah didengarkan," ujar Budyatna. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement