Rabu 13 Aug 2014 13:19 WIB

'Usir' Awak Media, Megawati: yang Tidak Berkepentingan Mohon Keluar

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Muhammad Hafil
Megawati Soekarno Putri Bersama Joko Widodo
Foto: Antara
Megawati Soekarno Putri Bersama Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato pembuka di acara pembekalan calon ketua wakil ketua DPRD kota/kabupaten dan provinsi PDI Perjuangan seluruh Indonesia. Namun acara pembekalan ini berlangsung tertutup dari peliputan awak media.

Acara pembekalan dibuka sekitar pukul 11.15 WIB. Pada mulanya pidato Megawati dijadwalkan berlangsung terbuka. Megawati mengawali pidatonya dengan memberi salam pembuka dan menyapa seluruh kadernya yang hadir.

Namun tiba-tiba Megawati meminta awak media meninggalkan ruang pembekalan. Tidak ada alasan jelas mengapa Megawati melakukan hal itu. "Ini terbuka atau tertutup ya?," tanya Megawati dari atas podium Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (13/8).

Mendengar pertanyaan Megawati, sejumlah pengurus partai yang duduk di barisan depan langsung berdiri dan menyatakan acara berlangsung terbuka. "Terbuka Bu," kata mereka.

Mendengar jawaban itu Megawati langsung meminta acara pidato pembukaannya digelar secara tertutup. Pihak-pihak yang tidak memiliki kaitan dengan agenda acara termasuk awak media diminta meninggalkan ruangan. "Kalau begitu dibuat tertutup saja. Semua pihak yang tidak berkepentingan, termasuk media, mohon keluar," ujar Megawati.

Tak perlu menunggu lama sejumlah satuan tugas (satgas) pengamanan yang ada di dalam ruang pembekalan langsung meminta awak media keluar ruangan. Para awak media pun hanya bisa pasrah.

Acara pembekalan dihadiri sekitar 925 calon anggota legislatif terpilih dari PDI Perjuangan. Menurut informasi pembekalan ini akan menjelaskan tentang mekanisme pengujian terhadap masing-masing kader yang akan menjadi ketua atau wakil ketua DPRD. Mekanisme pengujian dilakukan melalui tes tertulis, psikotes, dan wawancara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement