REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghubungi Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu terkait negosiasi antara Israel dan Palestina yang dimediasi oleh Mesir guna mencapai gencatan senjata permanen.
Gedung Putih mengeluarkan pernyataan bahwa Obama kembali memperbaharui dukungannya bagi upaya Mesir untuk mencapai kesepakan gencatan senjata yang berkelanjutan.
"Presiden menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat dalam upaya mediasi Mesir dan menggarisbawahi pentingnay mencapai hasil yang berkelanjutan guna menjamin keamaan Israel dan krisis kemanusiaan di Gaza," demikian pernyataan tersebut, seperti yang dilansir Ahram, Kamis (14/8).
Sementara itu, gencatan senjata kembali diperpanjang dan kali ini merupakan gencatan senjata terlama yang terjadi pada pertempuran Gaza saat ini, yaitu selama lima hari.
"Sebuah kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata selama lima hari telah diterima oleh kedua belah pihak, sehingga memungkinkan lebih banyak waktu untuk bernegosiasi," tutur pernyataan lewat Gedung Putih itu.
Delegasi Palestina tiba di Kairo, Mesir pada dua pekan yang lalu dan berencana akan meninggalkan Kairo pada Kamis (13/8) guna berkonsultasi dengan para pimpinan Palestina terkait kesepakatan gencatan senjata.
Ahram melaporkan, pada Rabu malam (13/8) waktu setempat para delegasi Israel telah meninggalkan Kairo menuju Tel Aviv, guna berkonsultasi dengan pemerintah mereka.
Prinsipnya pada kesepakatan gencatan senjata permanen, Hamas menginginkan Israel menyetujui tuntututan rakyat Palestina yang terdiri atas, diakhirinya blokade terhadap Gaza, pembebasan seluruh tahana Palestina dengan usaha pertukaran Gilad Silait, kemudian agar Israel membuka jalur laut, udara dan menjamin perjalanan darat dengan aman. Serta tak tertinggal pula, pembukaan pelabuhan dan bandara.