Kamis 14 Aug 2014 18:30 WIB

Jokowi Rentan Diserang Isu Presiden Boneka dan Antek Asing

Presiden terpilih Joko Widodo melemparkan tawa usai meresmikan pembukaan Kantor Transisi Jokowi - JK di Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8).
Foto: antara
Presiden terpilih Joko Widodo melemparkan tawa usai meresmikan pembukaan Kantor Transisi Jokowi - JK di Jalan Situbondo Nomor 10, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga peneliti media sosial Public Virtue Institute menyatakan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan rentan mendapat serangan, atas isu "presiden boneka" dan keterlibatannya dengan pihak asing, oleh pihak-pihak yang menjadi oposisi di dalam pemerintahannya kelak.

"Kampanye kotor di media sosial bisa membalikkan keadaan, menyerang Jokowi, apalagi kalau kubu oposisi Jokowi nanti terus menyuarakan isu 'presiden boneka' dan dominasi asing yang memang rentan bagi Jokowi," kata Deputi Direktur Eksekutif Public Virtue Institute John Muhammad, Kamis (14/8).

John Muhammad mengatakan isu "presiden boneka" dan dominasi asing rentan bagi Jokowi, karena seolah terverifikasi dengan fakta-fakta yang hadir belakangan ini.

John mencontohkan, saat ini Jokowi membangun sebuah "rumah transisi" untuk menyaring menteri dalam kabinetnya kelak apabila resmi dilantik. Rumah transisi itu diketuai oleh Rini Soemarno yang disebut-sebut sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputri.

Meskipun dominasi Megawati dalam pemerintahan Jokowi masih perlu dibuktikan kebenarannya, menurut dia hal itu bisa menjadi sebuah verifikasi bagi publik, jika isu "presiden boneka" terus disuarakan.

"Jadi isu boneka dan asing itu terverifikasi, contohnya ada Megawati, Rini, dan Hendropriyono di rumah transisi. Itu bisa menjadi senjata bagi kubu Prabowo, atau siapapun yang menjadi oposisi nantinya, sedangkan bagi Jokowi itu sebuah ranjau politik," kata John.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement