REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Mahasiswa yang mendaftar untuk studi Islam di Universitas Tashkent di Uzbekistan terkejut setelah menemukan pertanyaan berdasarkan kebijakan anti-Islam. Mereka pun dilema.
Kontroversi seputar penyebaran ujian masuk setelah mahasiswa pemohon menulis surat kepada stasiun radio Ozodlik mengeluh bahwa pertanyaan yang diajukan didasarkan pada kebijakan anti-Islam.
Pada soal ujian, calon siswa dimintai tentang pendapat mereka mengenai pentingnya jilbab dalam Islam. Mereka juga diminta pendapat apakah mereka akan menggunakan jilbab sampai tua.
Pertanyaan lain meminta siswa untuk memberikan pendapatnya tentang kelompok-kelompok Islam. Bagi mereka yang menyadari, pertanyaan tersebut dianggap pertanyaan jebakan untuk mengetahui pendapat politik mereka.
Keluhan siswa yang terbukti benar setelah perwakilan dari universitas mengakui bahwa pertanyaan-pertanyaan sudah disetujui pihak kampus.
Uzbekistan, negara yang paling padat penduduknya di Asia Tengah, merupakan jantung dari perebutan kekuasaan geopolitik antara Barat dan Rusia.
Di Uzbekistan 88 persen dari 28 juta penduduknya beragama Islam. Negara ini merupakan salah satu produsen terbesar kapas dan memiliki cadangan gas alam dan mineral yang sangat besar di dunia.