Ahad 17 Aug 2014 18:42 WIB

Menkeu : Pengurangan Subsidi BBM Menurunkan Defisit Neraca Berjalan

Rep: Meilani Fauziah/ Red: Maman Sudiaman
Chatib Basri
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri mengatakan perlambatan ekonomi masih akan dilakukan. Hal ini penting agar defisit neraca berjalan masih di di bawah tiga persen.

Tanpa perlambatan ekonomi,  defisit neraca berjalan bisa sangat membengkak dan membebani pemerintahan selanjutnya. Untuk itu pemerintah mendatang disarankan mempertimbangkan opsi penurunan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Kalau sibsidi BBM diturunkan, ekspor migasnya turun, current accoutnya turun," kata Chatib, Ahad (17/8).

Jika dibandingkan dengan negara G20 lainnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen masih lebih tinggi di antara negara lain, seperti Singapura dan Brasil.  Selain itu, Indonesia juga masih menjadi negara yang menarik untuk berinvestasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement