REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai ancang-ancang mengantisipasi meluasnya penyebaran Negara Islam ISIS ((Islamic State of Iraq and Syria) di wilayah kerjanya. Untuk itu, pihaknya mengatur barisan dengan melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) wilayah Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menegaskan, keberadaan ISIS di Indonesia dapat mengubah ideologi bangsa. “Ideologi seperti ISIS dapat merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” katanya selaku inspektur upacara yang memberikan pidato upacara peringatan kemerdekaan Indonesia ke-69 di halaman Balai Kota Surabaya, Ahad (17/8).
Untuk itu, pihaknya telah bekerja sama dengan MUI dan FKUB untuk mensosialisasikan tentang ISIS. FKUB, kata Risma, bahkan hampir setiap hari melakukan sosialisasi ini.
Pemkot Surabaya juga mengaku telah menyiapkan upaya masyarakatnya supaya saling menjaga.
“Jadi kita menyiapkan untuk bagaimana masyarakat berperan aktif memberikan informasi,” ujarnya.
Peran warga Surabaya untuk mencegah masuknya ISIS, kata dia, terbukti dari informasi masyarakat bahwa ada ketua ISIS Jatim Muhammad Saifuddin Umar alias Abu Fida di Jalan Kejawan Putih Tambak, Surabaya. Kemudian Abu Fida akhirnya ditangkap, Kamis (14/8) kemarin.