REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Program rudal Iran tak bisa dirundingkan dan itu takkan dibahas dalam pembicaraan nuklir dengan negara besar, kata Presiden Iran Hassan Rouhani di Ibu Kota Iran, Teheran, Ahad (17/8).
Kemampuan rudal Iran sama sekali tak bisa dirundingkan dalam tingkat pembicaraan apa pun, kata Rouhani dalam pertemuan dengan Yukiya Amano, Sekretaris Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) --yang sedang berkunjung, kata kantor berita Iran, IRNA.
"Iran bersungguh-sungguh dalam pembicaraan nuklirnya dengan negara besar dan IAEA. Dan Iran tak ingin apa pun di luar haknya untuk memperkaya uranium bagi tujuan damai," kata Presiden Iran tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua.
Untuk bersikap transparan mengenai program nuklirnya, Iran telah menyediakan sarana kepada IAEA untuk mengawasi kegiatan nuklir "damainya", katanya. Ia menambahkan, "Iran hanya akan menyetujui pengawasan hukum badan pengawas nuklir PBB dalam kerangka kerja pengarahan NPT."
Amano tiba di Iran pada Sabtu malam (16/8) guna membahas dengan para pejabat Iran dilanjutkannya kerja sama antara Iran dan pengawas nuklir PBB dalam kerangka kerja sama yang ditandatangani sebelumnya.
Kunjungan pemimpin IAEA itu dilakukan sebelum tenggat IAEA 25 Agustus bagi Iran untuk menyediakan buat lembaga tersebut serangkaian informasi baru mengenai program nuklirnya.