REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL-- Bersama pejuang Kurdi, Irak mengatakan pasukannya telah berhasil merebut kembali bendungan Mosul, dan sukses melawan kelompok Islam State of Iraq and Syria (ISIS). Sebelumnya kelompok militan itu memang menguasai bendungan penting tersebut.
Sayangnya, ISIS membantah klaim itu. Meski begitu, serangan udara pesawat tempur milik Amerika Serikat sangat membantu pasukan Kurdi, Peshmerga, dalam merebut wilayah yang diduduki ISIS di utara Irak sejak Juni lalu tersebut.
Pasukan Irak berharap bisa merebut kembali Mosul. Seiring dengan upaya pemerintah Irak mencegah ribuan orang Yazidi dan Kristen meninggalkan kampung mereka.
“Saya menyeru kepada kaum minoritas di utara Irak agar tidak meninggalkan negeri ini,” kata pejabat sementara menteri luar negeri, Hussein Al-Shahristani, seperti dilansir dari Euronews, Rabu, (20/8). Ia menyatakan, kaum Yazidi dan Kristen juga bagian penting dari Irak.
"Jika kalian meninggalkan negeri ini, Irak menjadi tidak lengkap. Kalian merupakan komponen penting bagi rakyat Irak,” ujarnya.
Pemerintah Inggris pun terus memberikan suplai bantuan ke daerah tersebut. Bahkan, Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon mengatakan peran Inggris seharusnya tak hanya sekedar memberikan bantuan kemanusian, tetapi memperluas operasinya. Hanya saja, Perdana Menteri David Cameron masih bersikukuh Inggris tak akan mengirimkan pasukan militer ke Irak.