Jumat 22 Aug 2014 06:00 WIB

Ribuan Guru di Sukabumi Demo Kantor Media Lokal

Rep: Riga Iman/ Red: Julkifli Marbun
Keperawanan wanita tidak bisa dibuktikan secara medis. (ilustrasi)
Foto: bragaabitamara.blogspot.com
Keperawanan wanita tidak bisa dibuktikan secara medis. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ribuan guru baik negeri maupun swasta di Kota Sukabumi mendemo kantor media lokal Radar Sukabumi, Kamis (21/8) siang. Mereka memprotes pemberitaan di media tersebut yang membuat kegelisahan di tengah masyarakat.Para guru tersebut mendatangi kantor media lokal Radar Sukabumi di Jalan Raya Selabintana, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi.

Mereka membawa spanduk yang berisi tuntutan agar media lokal tersebut memberikan berita yang benar dan tidak meresahkan warga.

Aksi ribuan guru ini mendapatkan pengawalan ketat dari aparat Polres Sukabumi Kota.

Informasi dari para guru mereka memprotes pemuatan berita pada tanggal 18 dan 19 Agustus lalu. Di mana, dalam koran lokal itu disebutkan jumlah besaran pelajar yang tidak perawan.

"Pemberitaan yang dimuat harus dipertanggungjawabkan karena membuat gelisah warga dan menurunkan wibawa pemerintah," ujar salah seorang perwakilan guru, Dudung saat membacakan sikap di depan kantor Radar Sukabumi. Selain itu pemberitaan tidak sesuai dengan kaidah yang terdapat dalam kode etik jurnalistik.

Lebih lanjut Dudung mengatakan, pemberitaan ini juga menimbulkan konflik antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Keseharan (Dinkes) Kota Sukabumi.

Pasalnya, dalam pemberitaan itu disebutkan narasumber berita dari Dinkes.

Oleh karena itu kata Dudung, para guru mendesak media lokal itu untuk merevisi pemberitaan tersebut. Selain itu memberikan sanksi tegas untuk penanggungjawab dimuatnya berita tersebut.

Dalam aksi tersebut hadir pula Kepala Dinas P dan K Kota Sukabumi, Beni Haerani dan Kepala Dinkes Kota Sukabumi Rita Nenny.

"Saya tidak pernah menyampaikan angka keperawanan tingkat kota kepada media itu," ujar Kepala Dinkes Rita Nenny dalam orasinya.Terlebih kata Rita, Dinkes tidak pernah melakukan tes keperawanan kepada para pelajar.

Oleh karena itu, pihaknya meminta media lokal untuk memperbaiki pemberitaan tersebut.

Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Sukabumi Untung Bachtiar di depan ribuan massa mengatakan, medianya sudah menurunkan berita berdasarkan data dan fakta yang benar. Selepas memberikan keterangan di depan massa guru, perwakilan tenaga pengajar dan guru akhirnya melakukan pertemuan di kantor Radar Sukabumi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement