Selasa 09 Apr 2019 19:06 WIB

Survei Terbaru Voxpol: Hanya Tujuh Parpol Lolos ke Senayan

Tujuh parpol berhasil melampaui ambang batas parlemen 4 persen.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Direktur eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago memberikan penjelasan kepada wartawan di salah satu restoran di daerah Cikini, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Foto: Republika/Riza Wahyu Pratama
Direktur eksekutif Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago memberikan penjelasan kepada wartawan di salah satu restoran di daerah Cikini, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Voxpol Center Research and Consulting memprediksi hanya terdapat tujuh partai politik (parpol) yang bisa melewati ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen. Prediksi tersebut didasari oleh hasil survei Voxpol Center Research and Consulting yang dirilis pada Selasa, (9/4).

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyimpulkan, hanya tujuh partai politik peserta Pemilu 2019 yang mampu melewati ambang batas parlemen sebesar 4 persen cuma bisa dipenuhi tujuh parpol peserta Pemilu 2019. Pangi menyebut perolehan suara tertinggi masih dipegang oleh tiga partai besar, yaitu PDIP sebesar (24,1 persen), Gerindra (19,3 persen) dan Golkar (9,5 persen).

Baca Juga

"Diprediksi dari survei kami hanya ada tujuh partai politik yang memenuhi ambang batas parlemen empat persen, yaitu PDIP, Gerindra, Golkar, PKB, Demokrat, Nasdem dan PAN," katanya, Selasa (9/4).

Pangi menduga, PKS, PPP, dan Hanura belum berada dalam taraf aman lolos ke parlemen. Apalagi bila partai-partai itu gagal menggaet pemilih yang belum menentukan pilihannya alias undecided voters.

"Tapi masih ada beberapa partai yang berpeluang lolos kesenayan dengan mempertimbangkan margin of error, yaitu PKS (3,9 persen), Perindo (3,3), PPP (2,9). Perindo menjadi satu-satunya partai baru yang punya peluang besar lolos ke Senayan," jelasnya.

Adapun partai-partai lain yang elektabilitasnya di bawah 2 persen, yaitu Hanura (1,1), PBB (0,3), PSI (0,2), Berkarya (0,2), PKPI (0,1), dan Garuda (0,1). Diketahui, survei kali ini dilakukan pada 18 Maret sampai 1 April 2019. Jumlah respondennya sebanyak 1.600 orang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Metodenya menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,45 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement