REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Perkebunan Provinsi Riau mengungkapkan, sebanyak empat pabrik pengolahan karet yang dua di antaranya perusahaan multinasional Malaysia, telah tutup karena kekurangan bahan baku dan beralih ke komoditas kelapa sawit yang lebih menguntungkan.
"Pemerintah tidak bisa intervensi apabila manajemen perusahaan beralih ke komoditas lain karena pertimbangan untung-rugi," kata Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Riau Ferry HC Ernaputra di Pekanbaru, Ahad (24/8).
Menurut dia, keempat pabrik pengolahan karet yang tutup tersebut adalah PT Adei Plantation di Duri, Kabupaten Bengkalis, PT Union Siak di Kota Pekanbaru, PT Mardec Nusa Riau di Kabupaten Kampar, dan PT Mitra Unggul Perkasa di Kabupaten Pelalawan.Adei dan Mardec berasal dari Malaysia.
Ferry mengatakan, Adei telah melayangkan surat permohonan untuk beralih ke bisnis sawit sejak 2012, dan perusahaan tersebut juga sudah menggeluti bisnis sawit di Kabupaten Pelalawan.
"Kebun karet perusahaan juga sudah beralih ditanami sawit. Sebelumnya, tanaman karet mereka juga rusak karena diserang hama jamur putih," ujarnya.