REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Aktivitas Gunung Slamet masih belum reda. Takhanya pada Sabtu (23/8), hujan abu tipis yang diduga berasal dari Gunung Slamet sempat dirasakan sebagian warga Kota Purwokerto yang berlokasi di selatan Gunung Slamet, pada Ahad (24/8) pagi, aktivitas vulkanik ditandai dengan adanya gempa tremor yang tercatat berlangsung lebih dari sejam.
Adanya hujan abu di Kota Purwokerto, awalnya tidak terlalu dirasakan warga. Namun pada Sabtu siang, pemilik kendaraan roda empat yang memarkir kendaraannya di tempat terbuka, mendapati ada lapisan abu tipis di kaca depan dan bagian atas bodi mobil.
''Awalnya saya tidak tahu kalau ada hujan abu. Tapi waktu mau pulang ke rumah, kok kaca mobil saya menjadi tidak bersih, padahal mobil baru saya cuci. Waktu saya lap dengan tangan, ternyeta seperti abu,'' jelas Agus Maryono, warga Dukuhwaluh, Kabupaten Banyumas.
Koordinator Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Pemalang, Sudrajat, menyebutkan, hujan abu di beberapa kawasan sekitar Gunung Slamet, sebenarnya sudah beberapa kali terjadi.
Namun sejauh ini, hujan abu hanya menjangkau wilayah-wilayah pemukiman terdekat, yang berjarak sekitar 6 km dari puncak. Sedangkan wilayah yang tersiram hujan abu, tergantung dari arah angin.
Sementara mengenai aktivitas vulkanik Gunung Slamet pada Ahad (24/8) sejak pukul 00.00 hingga 12.00, Sudrajat menyebutkan, dari puncak Slamet teramati beberapa kali terjadi kepulan asap putih hingga ketinggian 200 meter hingga 800 meter dari puncak.
Selain itu, pada malam hari sejak pukul 00.00 hingga 06.00, teramati ada 56 kali lontaran lava pijar dengan ketinggian 50-500 meter. Selain itu, juga terdengar 31 kali gemuruh dengan intensitas suara sedang, dan tiga kali dentuman dengan intensitas suara sedang.
Sementara mengenai gempa yang timbul, petugas pengamat mencatat adanya getaran gempa tremor yang terjadi terus-menerus selama beberapa kali. Antara lain, terjadi sejak pukul 06.03 - 07.45 WIB.
Soal status Gunung Slamet, Sudrajat menyatakan, statusnya masih Siaga atau level III. Untuk itu, batas aman aktivitas warga adalah di luar radius 4 km dari puncak Slamet.