REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serius menyikapi fenomena radikalisme yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat. Kemunculan kelompok Islamic State of Iraq an Syria (ISIS) yang telah merambah Indonesia bahkan Kota Malang, membuat kampus ini bersikap tegas.
Pembantu Rektor III UMM, Dr Diah Karmiati, Psi, menyatakan pihaknya mengerahkan fungsionaris mahasiswa untuk menjadi garda terdepan pencegahan masuknya paham dan gerakan radikal ini. Hal ini selaras dengan Surat Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah no 440/1.0/E/2014 tentang pernyataan sikap tentang ISIS.
“Kami minta seluruh aktivis mahasiswa membaca, mencermati dan memahami maksud surat tersebut untuk dilaksanakan,” kata Diah dalam siaran persnya kepada ROL, Senin (25/8). Hal serupa akan diulanginya menjelang pelantikan fungsionaris mahasiswa periode 2014-2015 yang berlangsung Senin (25/8, hari ini).
Selain itu, materi pencegahan radikalisme juga menjadi bagian penting dalam Program Pembentukan Kepemimpinan dan Kepribadian (P2KK) bagi calon mahasiswa baru. Materi tersebut merupakan bagian dari materi kebangsaan dan tradisi akademik.
Dalam pernyataan sikap PP Muhammadiyah ditegaskan ISIS merupakan garakan politik radikal yang lahir sebagai reaksi atas politik di Irak dan Siria. Oleh karenanya, Muhammadiyah tidak mengakui ISIS sebagai gerakan Islam dan tidak ada kaitannya dengan gerakan politik di Indonesia. ISIS tidak memiliki akar teologis, ideologis dan historis yang kuat berdasarkan Quran dan Sunah yang sahih. Apalagi jika ada yang mengklaim mendirikan kekhalifahan Islam yang absolut, monolitik dan menggunakan cara-cara kekerasan.
Islam, menurut Muhammadiyah, mengajarkan cara-cara yang damai, santun, dan beradab. Sementara ISIS cenderung mengabaikan nilai-nilai itu bahkan membawa kemunduran bagi masa depan peradaban.
Selanjutnya Muhammadiyah mengeluarkan seruan kepada seluruh warga, simpatisan serta pimpinan maupun organisasi otonom dan amal usaha di bawah naungannya. Seruan tersebut berisi ajakan melakukan langkah preventif melalui pengajian, pembinaan dan peneguhan ideologi dan tetap berkhidmat mencurahkan lebih banyak energi untuk kemajuan umat dan bangsa melalui pendidikan, pelayanan kesehatan, ekonomi, dan program-program kemanusiaan yang luhur.
Menyikapi ISIS Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF-UMM) juga menggelar sarasehan bertajuk “Radikalisme Gerakan Islam Transnasional”. Secara khusus dialog akan membahas tentang ISIS dan akar masalahnya dengan menghadirkan beberapa pakar seperti Prof Dr Fauzan Saleh, Prof Dr Syamsul Arifin, Dr Haedar Nashir serta Kasat Binmas Polres Malang Kota AKP Dwiko Gunawan. Acara digelar Sabtu (23/8) dan terbuka untuk umum.