REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Latihan bersama antara TNI dan Global Peace Operation Initiative (GPOI) Amerika Serikat di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI di Sentul selama dua pekan resmi ditutup pada Senin (1/9). Upacara penutupan tersebut dihadiri Komandan PMPP TNI Brigjen Anto Mukti Putranto didampingi Commanding General Hawaii Army National Guard, Brigjen Bruce E. Oliveira.
Brigjen Putranto saat membacakan amanat Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, sejak tahun 1999, misi pemeliharaan perdamaian PBB secara tegas telah mengeluarkan mandat untuk melindungi masyarakat sipil dari segala bentuk ancaman. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya korban masyarakat sipil akibat konflik bersenjata.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa untuk meningkatkan perlindungan masyarakat sipil dalam konteks operasi pemeliharaan perdamaian PBB harus ditangani secara holistik, dengan meningkatkan kinerja semua pelaku yang terkait dan berwenang dalam melindungi masyarakat sipil yang tidak bersalah dari kekerasan secara fisik.
"Penjagaan perdamaian harus dilakukan terus dan TNI juga mempromosikan perdamaian dunia dengan meningkatkan kesepahaman di negara konflik," katanya.
Latihan bersama berjatuk TNI dan GPOI Capstone Exercise Garuda Canti Dharma 2014 kali ini diikuti 26 negara dengan 862 partisipan. Di antara negara itu antara lain, Amerika Serikat, Bangladesh, Filipina, Jepang, Jordania, Kamboja, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Nepal, Srilanka, Thailand, Vietnam, New Zeland, Australia, Tanzania, Afrika Selatan, Ukraina, dan Jerman.
Brigjen Putranto menyatakan, latihan bersama ini dirancang untuk menghadapi tantangan dari bentuk operasi pemeliharaan perdamaian yang bersifat modern. Oleh karena itu, pihaknya memiliki harapan yang cukup tinggi agar peserta memiliki pemahaman yang lebih baik tentang mandat dari misi perdamaian serta selalu siap dalam melaksanakan tugas sesuai jabatan di PBB.
Selain itu, kata dia, prajurit berbagai negara itu juga mampu mengeksekusi tugas-tugas yang diberikan secara profesional, adaptif dan imparsial, sesuai dengan moto latihan ini.
"Kita ucapkan terima kasih atas kegiatan ini. Pembelajraan latihan ini luar biasa, beda negara yang memiliki visi sama, peace mission. Kita selalu melakukan yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar mantan komandan Korem 061/Suryakencana tersebut.
Putranto melanjutkan, TNI akan mengirim pasukan perdamaian ke dua negara yang tengah konflik sesuai permintaan PBB. Negara yang dituju adalah Mali dan Sudan. Terkait peperangan di Jalur Gaza, ia menyatakan, TNI belum ada rencana mengirim pasukan perdamaian ke sana.
"Kami siap penugasaan misi ke Gaza, tapi belum ada pembicaraan PBB untuk permintaan ke Indonesia," katanya. "Untuk penugasan ke Darfur dan Mali, kita melakukan protection civiliantm melindungi masyarakat sipil dari masalah multidemnsional di sana."
Sementara itu, Brigjen Bruce E. Oliveira mengapresiasi pelaksanaan pelatihan misi perdamaian yang berlangsung lancar dan sukses. "Kegiatan ini dilihat berjalan sangat baik, dan ke depan bisa dilaksanakan lagi. Kami belajar bersama untuk menciptakan perdamaian dunia. Terima kasih kepada Indonesia yang ikut menjaga stabilitas kawasan," ujar Oliviera.