Ahad 07 Sep 2014 19:45 WIB

Sarapan Membantu Anak Lebih Siap Belajar dan Bersosialisasi

Roti isi bisa jadi alternatif sarapan penuh energi.
Foto: Prayogi/Republika
Roti isi bisa jadi alternatif sarapan penuh energi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sekolah Dasar St Joseph di Utara Adelaide kerap mengundang siswa dan keluarganya untuk mengikuti sarapan pagi yang diselenggarakan Kick Start for Kids (KSFK) setiap hari Jum’at.

Kepala Sekolah, Chris Platten mengatakan anak-anak yang tidak sarapan pagi banyak menderita selama waktu sekolah. "Tidak sarapan membuat mereka kurang konsentrasi, merasa lapar dan lelah, dan kurang bersemangat. Tapi ketika mereka sarapan mereka lebih bertenaga, lebih bersemangat dan siap berinteraksi dalam seluruh proses pengajaran di kelas,” kata Chriss Platen, baru-baru ini.

Platten menambahkan program penyediaan sarapan ini juga membantu siswa untuk lebih ‘tersambung’ dengan komunitas di sekelilingnya. "Anak-anak merasa lebih terhubung dan lebih baik mengenai dirinya sendiri karena mereka terlibat dalam kegiataan belajar mengajar,”

Steel mengatakan keterlibatan anak-anak dalam program ini telah berhasil meningkatkan kemampuan baca tulis dan menurunkan angka siswa yang tidak masuk sekolah. "Anak-anak menjadi tepat waktu datang ke sekolah karena mereka ingin mendapatkan sarapan dan mereka juga lebih bersemangat dengan sekolah mereka,” kata Steel.

"Jumlah ketidakhadiran siswa juga menurun 70% karena anak-anak senang pergi ke sekolah dan merasa bahagia dengan diri mereka sendiri.”

"Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi murid SD, dan jika mereka bisa sarapan dan makan siang di sekolah, maka mereka bisa bersenang-senang dan belajar dengan baik,”

Program ini juga kerap melibatkan sejumlah tokoh atlet papan atas yang menawarkan program pendampingan bagi murid-murid sekolah dasar dalam kegiatan ini.Pemain AFL dari klub Port Power, Jack Hombsch mengatakan ada banyak anak-anak yang awalnya sangat bermasalah, sehingga butuh waktu bagi mereka untuk mempercayai seseorang.

"Butuh waktu enam hingga tujuh  kali kunjungan sebelum akhirnya kita bisa membangun rasa saling percaya dengan murid seperti itu, tapi begitu kita berhasil membuat mereka percaya, rasanya senang sekali,”

"Anda bisa lihat setiap kali saya datang, maka mereka akan menyambut dengan senyuman di wajah mereka,”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement