REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Koalisi Merah Putih di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjuk Ketua DPD Golkar setempat Marsiyono sebagai koordinator. Langkah ini dimaksudkan untuk menguasai alat kelengkapan pimpinan DPRD.
Ketua DPD PKS Gunung Kidul Arief Wibowo di Gunung Kidul mengatakan, Koalisi Merah Putih melibatkan empat partai yakni PKS, Golkar, PAN, dan Gerindra. "Sedangkan kursi PAN tujuh orang, Golkar dan Gerindra masing-masing enam orang, serta PKS lima orang. PPP tidak masuk karena memang tidak ada kursi di sini," kata Arief, Ahad (7/9).
Ia mengatakan pascapilpres Koalisi Merah Putih tetap solid. Terlebih lagi, masing-masing DPP juga sepakat meneruskan koalisi ini sampai tingkat kabupaten/kota.
"Dalam politik, pembentukan koalisi merupakan hal lumrah," katanya.
Menurut dia, kolaisi ini mengikat. Bahkan, apabila ada anggota yang tidak sejalan, ada sanksinya.
"Aturan di PKS jelas, bila ada yang melanggarnya, maka partai tidak segan-segan melakukan pergantian antarwaktu (PAW) kepada yang bersangkutan," kata Arief.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pertemuan beberapa waktu lalu, menunjuk Marsiyono sebagai koordinator untuk mengawal Koalisi Merah Putih dalam menguasai alat kelengkapan. "Komunikasi terus dilakukan, dan sudah menunjuk Marsiyono sebagai koordinator," katanya.
Arief mengatakan menguasai alat kelengkapan merupakan target awal adanya koalisi ini, dan ke depan berkaitan dengan pilkada yang saat ini menunggu keputusan, terkait pengesahan undang-undang. "Untuk pilkada masih tahap awal, belum ada pembicaraan lebih lanjut," kata dia.
Sekretaris DPD Partai Golkar Heri Nugroho mengatakan sesuai dengan aturan koalisi di pusat, maka yang ditunjuk sebagai koordinator berasal dari Golkar.
"Kami terus menjalin komunikasi dengan Koalisi Merah Putih, dan Golkar ditunjuk sebagai koordinatornya, sama seperti pusat," katanya.