REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Prajurit TNI yang bertugas di perbatasan Republik Indonesia (RI) dengan Papua New Guinea (PNG) dalami wilayah Papua, segera mengakhiri masa tugasnya selama enam bulan, dan akan diganti dengan pasukan baru.
"Benar sekali. Kurun waktu pergantian pasukan pengamanan perbatasan sekarang enam bulan, dan sudah hapir berakhir," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Rikas Hidayatullah, ketika dikonfirmasi, di Jayapura, Ahad (7/9).
Rikas mengatakan, masa tugas sejumlah batalyon penjaga pos-pos perbatasan sudah memasuki masa akhir enam bulan.
Karena itu, akhir bulan ini akan ada pergantian pasukan yang menempati pos pengamanan sepanjang garis batas negara dari Utara sampai Selatan Papua.
"Di bagian Utara ke tengah tiga batalyon, dari tengah ke selatan juga tiga batalyon, sehingga totalnya enam batalyon," katanya.
Batalyon-batalyon yang akan mengisi pos-pos pengaman perbatasan mulai dari Utara, Kota Jayapura hingga ke Selatan, Merauke itu akan diisi oleh Kostrad dan satuan-satuan terbaik yang dimiliki oleh TNI. Rikas mengungkapkan bahwa persiapan pergantian pasukan perbatasan sudah dimulai, dan sejumah komandan pos telah melakukan survei ke lokasi yang akan jadi tempat tugasnya.
"Ini sekarang, sedang kita siapkan. Terakhir komandan-komandan yang akan masuk menjadi komandan pos yang baru itu, sudah survey dari Utara Jayapura sampai Selatan, Merauke," katanya.
Sementara itu, Komandan Batalyon Infanteri 623/BWU Letkol Inf Singgih Pambudya dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang dihubungi secara terpisah mengatakan, pasukannya telah bertugas sejak 5 April lalu di sejumlah pos-pos perbatasan RI-PNG.
"
Akhir bulan ini masa tugas kami berakhir. Tapi bisa saja situasional sesuai kebijakan pimpinan. Karena kami sebagai prajurit selalu siap menjalankan tugas negara," katanya. Singgih mengatakan jumlah personilnya yang bertugas di pos-pos perbatasan RI-PNG, khususnya dibagian Utara, Papua berjumlah 650 prajurit.