REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rencana ground breaking proyek pembangunan transportasi massal monorel yang akan dibangun Pemerintah Kota Bandung molor dari rencana sebelumnya yakni pada Agustus ini. Pemkot Bandung menargetkan proses ground breaking baru bisa dilakukan pada semester awal 2015.
"Belum hafal teknisnya kita berharap perusahaan pemenang lelang nanti bisa konstruksi lebih cepat hingga awal semester sudah bisa ground breaking, saya engga berani sebut bulan," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai memberi sambutan dalam Diskuti Konsultasi Publik Monorel Kota Bandung di Hotel Horrison, Bandung, Senin (8/9).
Saat ini Emil, sapaan akrabnya, menyebutkan proses pembangunan monorel kota Bandung sudah memasuki tahap konsultasi publik. Melalui konsultasi publik tersebut, diharapkan agar dapat memberikan transparansi kepada semua pihak baik warga, pengusaha, hingga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) mengenai rencana pembangunan kota Bandung. Dengan begitu, diharapkan akan mempercepat proses selanjutnya yakni menuju market sounding(uji pasar) untuk menentukan investor proyek tersebut.
Meski ingin mempercepat proses persyaratan pembangunan monorel termasuk dalam hal market sounding, Emil mengungkapkan tidak akan gegabah untuk menerima semua perusahaan yang akan berinvestasi untuk monorel kota Bandung. Sebab, belajar dari pengalama beberapa kota yang gagal membangun monorel seperti Jakarta misalnya, dikarenakan adanya masalah keuangan di perusahaan investornya.
"Setelah ini beres baru pra kualifikasi, investor yang ada kita seleksi dan kita lelang hingga secepatnya tetapi juga dipilih investor yang bonafit, jangan tipu seperti punya uang padahal enggak," tutur Emil.
Oleh karena itu ia berharap semua pihak turut mendukung pembangunan monorel di kota Bandung. Sebab, ia berujar Bandung sebagai kota metropolitan yang mobilitas penduduknya sangat padat sudah harus memiliki transportasi massal berbasis rel untuk mengurangi kemacetan.