Kamis 11 Sep 2014 10:31 WIB

PD Butuh Penyegaran di Semua Lini untuk Raih Kemenangan

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
Foto: Edwin/Republika
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pendiri dan Deklarator PD, Steven Rumangkang mengatakan meski banyak kader-kader Partai Demokrat yang tersangkut korupsi, namun korupsi tersebut bukan dilakukan oleh partai secara sistematis.

Kader-kader yang terjerat korupsi itu menurutnya hanyalah oknum yang berusaha memperkaya diri sendiri dengan cara tidak benar.

Partai Demokrat jelas tidak terlibat dalam kasus korupsi yang melibatkan kader. "Itu ulah oknum," tegasnya, di jakarta, Rabu (10/9).

Kalau melakukan korupsi, tentunya Partai Demokrat sudah kaya.Tapi sampai sekarang, 10 tahun SBY berkuasa, partai ini belum juga memiliki rumah sendiri. "Rumah kami saja masih ngontrak dimana korupsinya partai kami?,” ujar Steven disela-sela acara silahturahmi pendiri dan deklarator PD.

Steven pun mengambarkan rumah-rumah mewah yang dimiliki para koruptor sebagai bukti keberhasilan mereka merampok uang negara. ”Yang namanya koruptor itu pasti rumahnya mewah dan mungkin bukan Cuma satu.Kami punya rumah saja tidak, bagaiman dikatakan PD korupsi?,” tambahnya.

Partai Demokrat pun menurutnya tidak pernah membela para kader yang terlibat korupsi, kalau PD terlibat maka tentunya semua kader yang korup akan dibela.

”Ini harusnya kan diapresiasi, tapi sayangnya masyarakat melihat hal ini dengan angle yang berbeda, sehingga partai pun harus ikut merasakan dampak dari ulah para kadernya yang korup.Kedepan kami akan berupaya patungan untuk memiliki rumah sendiri,” imbuhnya,

Dia yakin jika PD kembali ke jati dirinya, maka PD akan kembali meraih kemenangan. Dulu menurut Steven, PD dibangun dari nol, dan sekarang tidak dari nol, maka tentunya tugas untuk menjadikan PD menjadi partai nomer satu lagi tidak seberat ketika awal didirikan.

“Syaratnya harus ada perbaikan,ganti strategi,ganti managemen. PD saat ini butuh penyegaran layaknya tim sepakbola yang kalah dalam sebuah kompetisi,” paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement