REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Tindak kriminal jambret di Kota Batam Kepulauan Riau menurun sebesar 40 persen sejak tiga pekan terakhir, klaim Kapolresta Barelang, Kombes Pol Mohammad Hendra Suhartiyono di Batam Kepulauan Riau, Jumat (12/9).
"Jambret berkurang sejak kami melakukan operasi preventif. Berkurang sekitar 40 persen," kata Kapolresta.
Ia mengatakan sejak tiga pekan yang lalu, Polresta Barelang lebih intentif melakukan serangkaian operasi dan razia untuk memastikan keamanan bagi seluruh masyarakat. Dan hasilnya relatif memuaskan.
Kasus jambret, menurut dia, tergolong unik. Pertama, karena pelakunya cenderung berbuat nekad dan kedua, karena kebanyakan korbannya tidak mau melapor.
Kapolres mengatakan biasanya pelaku penjambretan tidak menggunakan senjata berbahaya, melainkan tangan kosong.
Selain jambret, ia mengatakan Polresta Barelang juga kerap melakukan operasi untuk menekan kejahatan oleh geng motor.
"Kalau geng motor sudah banyak yang kami tangani sejak dulu," kata Kapolres.
Berbeda dengan jambret, kejahatan geng motor relatif lebih mengerikan, karena biasanya menggunakan senjata.
Seorang warga Batam, Yata megaku nyaris menjadi korban geng motor.
"Makanya saya bilang sekarang ini jumlah kejahatan di Batam bertambah, karena aku hampir jadi korban," kata dia.
Ia mengaku sempat melihat satu sepeda motor berhenti di depan kendaraannya, dua orang menunggunya sambil memegang pedang panjang.
"Kejadiannya di Bengkong, awalnya saya enggak sadar. Tapi begitu semakin dekat, baru kelihatan mereka nunggu sambil pegang samurai," kata dia bercerita.
Yata mengaku sejak kejadian itu, ia enggan ke luar malam karena khawatir.
Perempuan berparas manis itu berharap aparat kepolisian menggencarkan operasi untuk mengamankan Batam dari kejahatan geng motor.
"Agar kami bisa melakukan aktivitas dengan tenang, tidak khawatir dan was-was terus," kata dia.