REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kabarnya, lebih dari 30 saluran televisi internasional mengaku akan berpartisipasi dalam kampanye besar melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kemarin, sejumlah tokoh dari Arab Saudi, Eropa dan beberapa negara lain juga menyatakan akan mengambil bagian dalam kampanye selama seminggu, yang akan diluncurkan di Riyadh, (18/9).
Menteri Kebudayaan dan Informasi Saudi, Abdul Aziz Khoja menjelaskan,berbagai organisasi kejahatan di dunia Arab merupakan ancaman besar bagi Islam. Menurutnya, menargetkan pluralitas di dunia Arab berarti menargetkan Islam.
"Membela pluralitas, menolak fundamental, berarti membela Islam,” katanya, seperti dikutip dari Arab News, Jumat, (19/9). Ia mengajak warga untuk ikut melawan ISIS. (Baca: Profesor Nigeria Sebut Boko Haram Kekhalifahan Palsu)
Badr Almotawa, seorang pengamat politik, mengungkapkan pentingnya kampanye televisi dan mengatakan pentingnya mengedukasi kaum muda tentang ajaran Islam yang lunak. “Kampanye ini juga harus menggunakan media sosial untuk memastikan pesannya mencapai orang dengan jumlah sebesar mungkin, termasuk kaum pria dan wanita muda,” katanya.
Bagi Almotawa, isi program televisi yang akan ditayangkan selama kampanye, harus disajikan dengan cara inovatif agar publik tertarik. Ia berharap beberapa saluran televisi utama di dunia Arab termasuk MBC, Al-Arabiya dan LBC akan bergabung dalam kampanye itu.
Seorang wartawan bernama Abdulrahman Al-Husseini menambahkan, kampanye bertujuan memperingatkan publik tentang ISIS dan organisasi teroris lainnya yang mencoreng citra Islam dan kaum Muslim. Partisipasi dari para ulama juga dianggap akan memperkuat kampanye tersebut.