REPUBLIKA.CO.ID, ARBIL -- Pada Selasa, (16/9), tentara Kurdi Peshmerga merebut berbagai desa Kristen di utara Irak, setelah bertempur melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Mereka dibantu oleh serangan udara Amerika Serikat (AS).
Seorang aparat keamanan senior Irak menjelaskan, Pershmerga mendesak keluar pasukan ISIS dari tujuh desa di sebelah barat ibukota wilayah Kurdi, Arbil. Pertempuran itu menggunakan roket dan mortir.
“Kami membebaskan desa-desa itu dengan bantuan pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat,” kata Mayor Sardar Ali, seperti dilansir dari AFP, Jumat, (19/9). Ia menunjuk wilayah dataran Nineveh antara Arbil dan Mosul, yang merupakan lokasi penghubung ISIS di Irak.
Sejak bulan Agustus lalu, lewat serangan udara, AS memang telah menembaki pasukan ISIS. Petugas keamanan tersebut mengatakan, ISIS sempat memasang jebakan ranjau di rumah-rumah penduduk sebelum meninggalkan daerah itu. (Baca: 30 Saluran Televisi akan Ikut Kampanye Melawan ISIS)
Peshmerga berusaha memperjuangkan hak otonomi bagi daerahnya, dengan bantuan senjata dari Amerika Serikat dan beberapa negara Barat. “Peshmerga berhasil membebaskan beberapa desa dari militan," ujar pendeta dari Gereja Khaldea. Ia menambahkan, Sekarang ISIS sudah melarikan diri dari sana.