Ahad 21 Sep 2014 20:47 WIB

Pemkot Yogyakarta Pantau Peredaran Daging Glonggongan

Rep: Yulianingsih/ Red: Indira Rezkisari
 Pedagang daging sapi di pasar Jatinegara,Jakarta, Senin (11/8). (Republika/Prayogi)
Pedagang daging sapi di pasar Jatinegara,Jakarta, Senin (11/8). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peredaran daging glonggongan di Kota Yogyakarta masih saja ada, meskipun Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sudah melakukan pengawasan ketat di penjualan daging di pasar-pasar setempat.

"Kalau di pasar bisa kita pantau, karena setiap daging yang dijual harus ada suratnya dan resmi. Tetapi kalau yang langsung dikirim ke warung makan, hotel dan restoran itu yang susah diawasi," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Diserindagkoptan) Kota Yogyakarta, Suyana, Ahad (21/9).

Karena itulah, sejak dua bulan lalu pihaknya intensif menerjunkan tim untuk inspeksi mendadak (sidak) di beberapa warung makan, usaha katering dan hotel. Hasilnya dari 54 sampel yang diteliti 50 persen daging yang digunakan diindikasikan adalah daging glonggongan. "Tapi ini baru indikasi, karena daging yang mereka pakai sudah beku disimpang di frezer sehingga sulit membedakan yang glonggongan atau tidak," ujarnya.

Pihaknya juga langsung memberikan himbauan kepada pengusaha katering, warung makan maupun hotel agar berhati-hati membeli daging. Pihaknya meminta pengusaha membeli daging yang sudah disertai sertifikat pemeriksaan. "Ya memang glonggongan lebih murah, namun dari sisi kesehatan tidak memenuhi syarat," katanya.

Sidak ke warung makan, katering dan hotel ini menurut Suyana akan diintensifkan. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memperoleh data, apakah peredaran daging glonggongan masih ada di Kota Yogyakarta. Sebab di pasar resmi, keberadaan daging glonggongan hampir tidak ada.

Sementara itu Kabid Kesehatan Masyarakat Veteriner Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Endang Finiarti mengatakan, survei ke beberapa warung makan, katering, dan hotel tersebut dilakukan bekerjasama dengan Fakultas Kesehatan Hewan UGM. Hal ini akan dilakukan secara berkala sehingga peredaran daging glonggongan di Yogya bisa ditekan semaksimal mungkin.

Menurutnya, masyarakat harus bisa membedakan ciri-ciri daging glonggongan dan tidak. Daging glonggongan menurutnya, akan terlihat lebih pucat dan berair. Sementara daging segar terlihat merah segar dan kesat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement