Senin 22 Sep 2014 09:52 WIB

Anggota ISIS Bersikap Seperti Tuhan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erdy Nasrul
Jurnalis James Foley yang akan dieksekusi militan ISIS dalam video.
Foto: www.mirror.co.uk
Jurnalis James Foley yang akan dieksekusi militan ISIS dalam video.

REPUBLIKA.CO.ID, Dilansir dari Albawaba, seorang mantan anggota kelompok radikal ISIS memberikan pengakuannya saat bergabung dengan kelompok itu. Sherko Omer merupakan nama samarannya.

Dalam wawancaranya ini, ia menjelaskan bagaimana ia meninggalkan tempat kelahirannya di Kurdi Irak demi bergabung dengan oposisi Suriah. Namun, justru ia menjadi anggota ISIS.

Baca Juga

1. Apa yang anda saksikan di Al-Raqqa?

Setelah mendapatkan pelatihan, dua teman Kurdi saya pergi ke A'zaz dan mereka kini telah meninggal. Tetapi saya ditugaskan untuk bekerja sebagai tehnisi di Al-Raqqa di departemen komunikasi.

Saya dulu ditugaskan pergi ke sebuah rumah untuk memeriksa sejumlah peralatan, siapa tahu peralatan itu nantinya dapat digunakan untuk badan komunikasi dan tehnis. Setelah masuk, saya sadar, rumah ini merupakan rumah warga Kristen.

Saya juga melihat enam anggota ISIS meminta seorang wanita Kristen dan anaknya untuk menjadi istri mereka. Anak tersebut baru berusia 12/13 tahun. Saya mengatakan kepada anggota ISIS tersebut, memaksa wanita dilarang dalam Islam dan anak-anak tidak boleh disentuh dalam keadaan apapun.

Mereka kemudian menodongkan senjatanya ke muka saya dan meminta saya pergi. Saya kemudian segera pergi ke pengadilan setempat yang berada di sebuah rumah kecil. Tetapi hakimnya justru lebih buruk.

Ia mengatakan saya salah karena anak-anak berusia 13 tahun bukan merupakan anak-anak lagi. Hal ini karena Nabi Muhammad menikahi istrinya, Aisyah, ketika ia baru berusia sembilan tahun. Ia menyalahkan saya karena memiliki pengetahuan yang sedikit karena itu saya kemudian ditahan dan kemungkinan mendapatkan hukuman berat. Tetapi komandan saya kemudian segera tiba dan menyelamatkan saya.

2. Apakah ini alasan yang membuat anda meninggalkan ISIS?

Saya ingin meninggalkan pekan pertama pos saya di Al-Raqqa, tetapi saya pengecut. Saya takut dipenggal dan tidak tahu jalan untuk keluar. Tak seperti di kamp, anggota ISIS bersikap seperti Tuhan di Al-Raqqa. Mereka kasar, menahan, dan membunuh siapa saja dengan alasan yang tak jelas.

Saya memutuskan untuk melarikan diri setelah saya menyaksikan pejuang Kurdi YPG yang tertangkap dan terluka telah dipenggal di depan umum. Umurnya seusia saya, tetapi tidak seperti saya, ia sangat berani. Ia meludahi setiap anggota ISIS di sekitarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement