REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 235 petempur di Suriah telah bergabung dengan Negara Islam (IS) sejak Presiden AS Barack Obama mengumumkan perang melawan kelompok fanatik tersebut pada 10 September, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.
Sebanyak 162 petempur bergabung dengan IS di Provinsi Aleppo, Suriah Utara, dalam satu pekan setelah pidato Obama pada 10 September, kata Observatorium tersebut, yang dikutip TV Lebanon, Al-Jadeed, Jumat (26/9).
Ditambahkannya, 73 petempur lagi bergabung dengan kelompok fanatik tersebut pada 23 dan 24 September.
Observatorium itu mengatakan kebanyakan orang yang baru direkrut tersebut adalah warga negara Suriah dari Front An-Nusra, yang memiliki kaitan dengan Al Qaida, kecuali 15 orang asing yang termasuk di antara orang yang baru direkrut.
Observatorium, yang berpusat di Inggris, sebelumnya mengatakan 6.300 petempur bergabung dengan IS pada Juli saja, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Sabtu siang (27/9).
IS, yang sebelumnya dikenal dengan nama Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL), telah muncul sebagai kekuatan radikal yang mengejutkan di kalangan berbagai kelompok gerilyawan di Suriah. Kelompok itu beroperasi di banyak wilayah di antara Irak dan Suriah.
Pemerintah AS belum lama ini telah merasakan ancaman dari kelompok fanatik itu, dan berusaha menghimpun dukungan internasional untuk menyerang IS dan Irak dan Suriah.
Koalisi anti-teror pimpinan AS memulai serangannya terhadap IS di Suriah pada Selasa (23/9), dan sejauh ini menewaskan puluhan anggota kelompok fanatik tersebut. Serangan itu telah dipusatkan pada kubu IS di Provinsi Ar-Raqqa di bagian baratlaut negeri tersebut dan di Provinsi Deir Az-Zour di bagian timur.
Suriah menanggapi dengan mengumumkan Damaskus diberitahu sebelum serangan dilancarkan, dan menambahkan Pemerintah Presiden Bashar al-Assad mendukung upaya internasional untuk menghapuskan "kelompok teror" dari negeri itu.