REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film 'My Idiot Brother' siap tayang di seluruh bioskop tanah air mulai 2 Oktober mendatang. Namun sebelumnya, judul film ini sempat mendapat protes karena dianggap memberi label negatif terhadap keberadaan orang berkebutuhan khusus.
“Akan tetapi isi ceritanya tidak bermaksud menjelekkan siapapun. Judul hanya untuk jualan, sedangkan isinya bisa diambil hikmahnya saja,” ujar Ferry Haryanto selaku produser film 'My Idiot Brother' usai peluncuran film tersebut, Senin (29/9) siang, di Jakarta.
Ferry mengatakan, judul itu juga sesuai dengan novel karangan Agnes Davonar yang menjadi landasan film ini dibuat. "Jadi penggarap film ini tidak bisa seenaknya mengganti," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Alyandra selaku sutradara film 'My Idiot Brother'.
“Judul ini mungkin menyakitkan, tapi ketika ditonton, filmnya tidak sepahit judulnya. Maka tidak jadi masalah,” ujarnya.
Di tempat yang sama Agnes mengatakan, saat novelnya diluncurkan juga sempat mengundang protes. Versi novelnya pernah ditarik dari peredaran atas kesadaran penulis, kendati edisi revisinya diterbitkan kembali di awal 2014.
“Tak sedikit juga lembaga swadaya yang memprotes judulnya, tapi ketika saya jelaskan dengan baik maksudnya tidak seperti itu, mereka semua bisa terima,” ujar Agnes.