Selasa 30 Sep 2014 19:58 WIB

ISIS Culik Militer Lebanon, Pengungsi Suriah Kena Getahnya

ISIS
Foto: VOA
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Para pengungsi Suriah di Lebanon menghadapi aksi kekerasan yang meningkat sementara ketegangan di negara itu meningkat setelah kelompok ISIS menculik dan membunuh pasukan keamanan Lebanon, kata satu kelompok hak asasi manusia, Selasa.

Kelompok Human Rights Watch (HRW) mengatakan pihaknya telah mencatat sejumlah serangan oleh penduduk Lebanon terhadap pengungsi Suriah pada Agustus dan September.

Tindakan kekerasan itu terjadi setelah gerilyawan ISIS, yang kini berganti nama menjadi IS (Islamic State), menduduki kota perbatasan Arsal. Gerilyawan ISIS mundur dengan membawa beberapa sandera polisi dan tentara Lebanon.

HRW mengatakan serangan-serangan itu dilakukan para warga, tetapi dalam beberapa kasus nampaknya dapat dukungan secara diam-diam dari pihak berwenang.

Kelompok itu mendesak pasukan keamanan dan pihak berwenang lokal meningkatkan perlindungan pada pengugsi Suriah. (Baca: Peneliti Sebut Ada Perang Segi Sembilan di Suriah)

"Pasukan keamanan Lebanon harus melindungi siapapun di bumi Lebanon, tidak menutup mata terhadap kelompok-kelompok milisi yang menteror pengungsi," kata wakil direktur Timur Tengah kelompok itu Nadim Houry.

"Menyerang pengungsi Suriah tidak akan dapat memulangkan tentara yang diculik atau menyeleaikan penderitaan pengungsi."

Para pengungsi yang diwawancarai menyebut ada yang ditikam, ditembat dan dipukul, dan mengatakan mereka sangat takut untuk melaporan kejahatan-kejahatan itu atau cerita mereka dibantah oleh pasukan keamanan apa yang mereka lakukan.

Seorang korban, Basil, mengaku ia dipukul dengan sangat keras sehingga luka-luka yang harus dijahit.

Ketika menyampaikan keluhan itu kepada polisi,"personil keamanan itu hanya mengemukakan kepada saya agar pada waktu mendatang saya harus lebih hati-hati dan saya jangan terlalu peka terhadap sesuatu", katanya.

Houry mengemukakan kepada AFP bahwa serangan-serangan oleh penduduk hanyalah satu bagian dari tekanan yang dialami pengungsi Suriah di Lebanon.

Lebanon menampung lebih dari 1,1 juta pengungsi, kendatipun prasarana yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan empat juta penduduk negara itu.

Kendatipun arus pengungsi yang besar, negara itu tetap membuka perbatasannya sejak perang di Suriah tetangganya dimulai Maret 2011.

Awal bulan ini, militer enggan memberikan komentar satu rekaman video yang menunjukkan pasukan menyiksa para tahanan Suriah di Arsal, mengatakan itu adalah satu insiden tersendiri dan setiap pelanggaran hak asasi manusia akan diselidiki.

Penduduk di sana juga pekan lalu menyatakan bahwa tentara membakar tenda-tenda pengungsi dalam satu serangan tetapi seorang juru bicara militer membantah tuduhan-tuduhan itu sebagai "tidak benar".

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement