REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama menyambut baik perjanjian keamanan dengan Afghanistan yang ditandatangani, Selasa (30/9).
Ia mengatakan, itu merupakan hari bersejarah dalam hubungan AS dan Afganistan.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah baru untuk kemitraan abadi yang akan memperkuat kedaulatan, stabilitas, persatuan dan kemakmuran Afganistan," ujar Obama seperti dikabarkan Press TV, Selasa.
Ia menambahkan, perjanjian itu memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Yaitu mengalahkan kelompok jihad terbesar di dunia Alqaeda dan afiliasinya.
Perjanjian itu menyebutkan, tentara dari Jerman, Italia, dan negara NATO lainnya akan bergabung dengan 9.800 tentara AS yang tersisa. Sehingga totalnya semua tentara menjadi sekitar 12.500 personil.
Padahal pada 2001, hubungan AS dan Afganistan tidak sebaik ini. Mengingat pada tahun itu AS dan sekutunya telah menyerang Afganistan dengan dalih untuk melawan teror.