REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena pasar ekuitas AS turun tajam.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 3,9 dolar AS, atau 0,32 persen, menjadi menetap di 1.215,5 dolar AS per ounce.
Saham-saham AS turun lebih dari satu persen pada Rabu, di tengah data ekonomi bervariasi. Sektor swasta AS menambahkan 213.000 pekerjaan pada September, mengalahkan ekspektasi pasar, kata Laporan Ketenagakerjaan Nasional yang dirilis bersama oleh pemeroses penggajian Automatic Data Processing (ADP) dan Moody Analytics, Rabu.
Sementara Institute for Supply Management (ISM) mengatakan pada Rabu bahwa indeks pembelian manajer (PMI) AS untuk sektor manufaktur turun 2,4 persen menjadi 56,6 pada September, dari bulan sebelumnya.
Departemen Perdagangan pada Rabu mengatakan bahwa belanja konstruksi AS turun 0,8 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 960 miliar dolar AS pada Agustus.
Para analis pasar percaya, secara tehnikal emas telah bergerak ke wilayah "oversold" (kelebihan jual). Mencerminkan sentimen investor, kepemilikan emas dari dana berbasis emas terbesar di dunia yang diperdagangkan di bursa, SPDR Gold Trust, turun 2,39 ton pada Selasa menjadi 769,86 ton, terendah sejak Desember 2008.
Namun demikian, pertumbuhan emas pada Rabu dibatasi karena pasar emas di Tiongkok, konsumen emas utama dunia, ditutup selama seminggu untuk liburan Hari Nasional.
Perak untuk pengiriman Desember naik 20,2 sen, atau 1,18 persen, menjadi ditutup pada 17,259 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari kehilangan 10,9 dolar AS, atau 0,84 persen, menjadi ditutup pada 1.289,6 dolar AS per ounce.