Ahad 05 Oct 2014 01:46 WIB

DK PBB Kutuk Pemenggalan Sandera Inggris Oleh ISIS

Jurnalis James Foley yang akan dieksekusi militan ISIS dalam video.
Foto: www.mirror.co.uk
Jurnalis James Foley yang akan dieksekusi militan ISIS dalam video.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengutuk keras pembunuhan "keji dan pengecut" sandera Inggris, Alan Henning, yang ditampilkan dalam video dengan seorang pejuang Negara Islam (IS).

Dalam pernyataan yang dikeluarkan dengan suara bulat Jumat malam, dewan 15-anggota mengatakan "tindakan lanjutan barbarisme yang dilakukan oleh IS yang juga disebut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak mengintimidasi mereka, tetapi mengeraskan tekad mereka" untuk melawan jihad.

Henning, dari Manchester di barat laut Inggris, menjadi sandera Barat keempat yang dibunuh oleh kelompok garis keras IS sejak Agustus dan orang Inggris kedua setelah pekerja bantuan David Haines.

Pria 47 tahun itu, yang mengajukan diri untuk membantu menyopiri konvoi bantuan ke Suriah untuk Amal Muslim Aid4Syria, diculik 10 bulan lalu.

"Kejahatan ini adalah pengingat tragis meningkatnya bahaya yang para personil relawan kemanusiaan hadapi setiap hari di Suriah. Hal ini juga sekali lagi menunjukkan kebrutalan ISIS, yang bertanggung jawab untuk ribuan pelanggaran terhadap rakyat Suriah dan rakyat Irak."

Pernyataan itu juga menuntut pembebasan semua sandera yang ditahan oleh kelompok garis keras Islam itu dan memperingatkan bahwa para pelaku "tindakan tercela tersebut adalah terorisme" dan akan menghadapi keadilan.

Dalam video yang dirilis Jumat oleh kelompok dalam menanggapi serangan udara yang dipimpin AS terhadapnya, seorang pejuang ISIS bertopeng memenggal kepala Henning dan mengancam seorang tawanan AS, kata pekerja bantuan Peter Kassig.

Wartawan Amerika James Foley dan Steven Sotloff juga dieksekusi oleh pejuang IS yang memposting video pembunuhan tersebut.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement